Pemkab Brebes, Jawa Tengah, tetap membuka destinasi wisata. Padahal ada seruan dari Pemprov untuk menutup tempat wisata di daerah yang masuk kategori zona merah.
Meski tetap buka, Pemkab Brebes memberikan batasan jumlah pengunjung dan memperketat protokol kesehatan. Kepala Bidang Pariwisata, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Brebes, Agus Ismanto mengatakan, sesuai dengan surat edaran Gubernur Jateng tentang perpanjangan PPKM Mikro ditindaklanjuti dengan surat edaran Bupati Brebes yang ditandatangani pada 15 Juni 2021 menyatakan bahwa tempat wisata di Brebes tidak ditutup. Namun, ada pembatasan pengunjung.
"Sesuai edaran gubernur dan bupati, pariwisata di Brebes tidak ditutup. Namun ada pembatasan pengunjung, yaitu hanya diperbolehkan 30 persen dari kapasitas tempat wisata, sampai menunggu situasi risiko epidemiologi Kabupaten Brebes selanjutnya," katanya, Selasa (22/7/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agus menyebutkan, selain pembatasan 30 persen pengunjung, tempat wisata juga diwajibkan untuk ditutup satu kali dalam seminggu. Penutupan ini untuk melakukan penyemprotan disinfektan di tempat-tempat wisata.
Pada prinsipnya, sambung Agus, tempat wisata tetap dibuka dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Termasuk wisatawan dari luar daerah, mereka tetap diperbolehkan mengunjungi tempat wisata yang ada di Kabupaten Brebes dengan syarat mematuhi protokol kesehatan.
"Sementara ini wisatawan dari luar daerah tetap boleh berwisata di Brebes. Baik wisatawan lokal maupun luar daerah, pada intinya jumlah wisatawan hanya 30 persen," ungkapnya.
Sebelumnya, Sekretaris Daerah Provinsi Jateng Prasetyo Aribowo di kanal YouTube BNPB Indonesia, pada Kamis (17/6) mengatakan Pemprov Jateng menginstruksikan kabupaten dan kota di Jateng yang berdekatan dengan zona merah ubtuk menutup tempat wisata. Upaya itu diharapkan mampu menekan transmisi COVID-19 di Jateng yang saat ini mengalami lonjakan.
"Kita sepakat, kalau di pendekatan regional misal Solo Raya ada satu Kabupaten merah, maka Kabupaten/Kota terdekat itu menutup semua destinasi wisatanya. Jadi sepakat harus tutup, karena kesempatan berkunjung Kabupaten berdekatan itu tinggi sekali," kata Prasetyo.
(elk/elk)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!