Perjalanan dengan nyepur alias berkereta api dan bersepeda lipat (seli) kali ini start dari Jakarta menuju Purwokerto. Singgah di kuliner legendaris Sahoun Ayam Pak Karmin yang nikmat...
Banyak jalan menuju Roma, beragam kereta menuju Surakarta. Pekan ini saya menempuh jalur estafet, singgah di Purwokerto bersama dua kereta rakyat jelata, KA Serayu Malam dari Stasiun Pasar Senen Jakarta ke Purwokerto dan berganti KA Bengawan menuju Stasiun Purwosari Solo.
Selepas berkegiatan di kawasan Stadion Gelora Bung Karno di jantung ibu kota Jakarta, Ahad (20/6), petang, saya memacu sepeda lipat menuju Stasiun Gambir.
Lho, kok ke Stasiun Gambir? Saat ini, datang ke stasiun tidak bisa mepet, sebab ada serangkaian prosedur dalam bepergian kala pandemi untuk perjalanan kereta jarak jauh, salah satunya melakukan tes Genose.
Sebenarnya, Stasiun Senen juga melayani tes tersebut namun ruangan di Stasiun Gambir lebih luas dan nyaman untuk antri.
Usai sholat Isya, barulah saya beringsut ke kawasan Senen. Tidak lupa, saya berbelanja bekal kue tradisional di seberang gerbang masuk Stasiun Senen.
KA Serayu Malam bergerak meninggalkan Jakarta saat hujan mendera, pukul 20.35.
Baca juga: Sederet Fakta Tentang Bandara Purbalingga |
Salah satu kereta Public Service Obligation (PSO) PT KAI akan menyusuri jalur selatan melintasi Purwakarta, Bandung, Tasikmalaya, Ciamis, dan Banjar kemudian memasuki wilayah Jawa Tengah, Cilacap, dan Banyumas selama lebih dari 10 jam dengan tiket hanya Rp 67.000. Murah bingits, bukan?
Halaman selanjutnya ---> Hangat dari Mangkok Sahoun Ayam yang Melegenda
(fem/ddn)