Virus Corona Sudah Jadi Wabah di Asia Timur 20.000 Tahun Lalu

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Virus Corona Sudah Jadi Wabah di Asia Timur 20.000 Tahun Lalu

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Minggu, 27 Jun 2021 17:23 WIB
Poster
Ilustrasi virus Corona (Foto: Edi Wahyono)
Jakarta -

Asia Timur juga dilanda epidemi virus Corona pada 20.000 tahun yang lalu. Studi terbaru menunjukkan kejadian ini.

Selama 20 tahun terakhir, kita telah menghadapi serangkaian wabah yang disebabkan oleh virus Corona, termasuk SARS, MERS, dan Covid-19. Tapi penyakit ini diketahui sudah menyerang ribuan tahun yang lalu.

Sebuah tim peneliti dari Australia dan Amerika Serikat telah menemukan bukti epidemi virus corona yang merebak lebih dari 20.000 tahun yang lalu di Asia Timur. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah Current Biology pada hari Kamis menunjukkannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam studi tersebut, seperti diberitakan CNN, para peneliti mempelajari genom lebih dari 2.500 orang dari 26 populasi berbeda di seluruh dunia. Mereka menunjukkan interaksi paling awal genom manusia dengan virus corona, yang meninggalkan jejak genetik pada DNA orang modern di Asia Timur.

Genom yang mereka pelajari berisi informasi evolusioner tentang manusia yang merujuk kembali ke ratusan ribu tahun, kata penulis utama Yassine Souilmi. Informasi yang baru dipelajari ini untuk memecahkan kode dalam beberapa tahun terakhir.

ADVERTISEMENT

Virus Corona berkembang dengan membuat salinan dari dirinya sendiri. Namun, mereka tidak memiliki alat sendiri untuk melakukan duplikasi.

"Jadi virus Corona benar-benar bergantung pada sebuah inang, dan itulah mengapa mereka menyerang sebuah inang dan kemudian mereka membajak mesin mereka untuk membuat salinan dari diri mereka sendiri," kata Souilmi.

Pembajakan sel manusia itu meninggalkan bekas yang sekarang dapat kita amati. Proses ini memberi bukti nyata bahwa nenek moyang kita pernah terpapar dan beradaptasi dengan virus Corona.

Dalam genom, para peneliti menemukan sinyal genetik yang terkait dengan virus corona di lima populasi berbeda yang berlokasi di China, Jepang, dan Vietnam.

Wabah bisa menyebar lebih jauh di luar negara-negara Asia Timur ini, Souilmi menambahkan. Tetapi data tidak tersedia di bagian lain kawasan itu, jadi tidak ada cara untuk mengetahuinya.

Selanjutnya, mutasi menguntungkan virus Corona >>>

Dari populasi ini, Souilmi mengatakan bahwa para peneliti menemukan kelompok yang terkena pengembangan mutasi menguntungkan yang membantu melindungi mereka dari virus Corona.

Mereka dengan virus yang sudah bermutasi memiliki keunggulan dalam bertahan hidup, katanya. Artinya, dari waktu ke waktu, sudah lebih banyak populasi dengan mutasi daripada yang belum.

"Dalam jangka waktu yang lama dan selama paparan, ini meninggalkan tanda yang sangat jelas dalam genom keturunan mereka," kata Souilmi.

"Dan itulah tanda yang sebenarnya kami gunakan untuk mendeteksi epidemi kuno ini, dan juga waktu terjadinya," imbuh dia.

Studi tersebut mengatakan wabah virus Corona terjadi secara terpisah di antara berbagai wilayah dan menyebar ke seluruh Asia Timur sebagai epidemi.

Namun, para ilmuwan tidak tahu bagaimana orang purba hidup melalui epidemi, sebagian karena tidak jelas apakah itu sesuatu yang musiman seperti flu atau terjadi terus-menerus seperti pandemi Covid-19.

Halaman 3 dari 2


Simak Video "Video WHO soal Ilmuwan China Temukan Virus Corona Baru Mirip Penyebab Covid-19"
[Gambas:Video 20detik]
(msl/ddn)

Hide Ads