Pantai Kuta ditutup selama PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Darurat. Demi bertahan hidup, pelaku wisata melakoni pekerjaan lain, salah satunya menjadi kuli bangunan.
Pembaca detikcom yang tinggal di Denpasar Selatan, Sabrina Hutajulu menuturkan sebelum PPKM Darurat, ia masih menjumpai para pelaku wisata di Pantai Kuta meskipun tak sebanyak seperti sebelum pandemi COVID-19.
Baca juga: PPKM Darurat, Kuta Bali Mati Suri |
"Sebelum PPKM ramai orang-orang di sana. Ada penyewa papan selancar, tukang minuman, tenda-tenda untuk wisatawan, dan pedagang yang suka menjajakan gelang itu juga ada. Tapi kemarin (PPKM hari pertama) kosong sama sekali. Di Kuta betul-betul kosong. Nggak ada aktivitas di pantai," katanya saat dihubungi via telepon, Selasa (6/7/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akan tetapi saat pantai dan wisata ditutup, kondisi Kuta Bali sangat sepi bak kota mati. Para pelaku wisata pun harus putar otak agar asap dapur tetap mengepul.
"Kalau kemarin saya sempat bertanya pada pedagang di sana, misalnya penyewa papan surfing, mereka saat PPKM ini mereka tidak bisa menyewakan alat-alat surfing. Mereka ada yang jadi tukang ojek online dan kuli bangunan," ujarnya.
Sabrina mengatakan, para pelaku wisata di Kuta tak hanya masyarakat lokal Bali. Ada juga yang berasal dari Jawa dan Lombok, NTB. Dengan kondisi PPKM Darurat ini, mereka memilih untuk tetap bertahan di Bali hingga PPKM Darurat berakhir pada 20 Juli 2021.
"Kayaknya masih di sini tapi cari kerjaan lain. Misalnya juga waktu saya ngobrol kemarin, ada juga yang jualan nasi jinggo. Yang laki-laki ya jadi ojek online dan kuli," kata dia.
Melihat kondisi Bali yang memprihatinkan, Sabrina berharap setelah PPKM Darurat pariwisata Bali dapat segera dibuka. Pasalnya, Bali merupakan salah satu daerah yang taat protokol kesehatan dan sebagian besar masyarakatnya sudah divaksin.
"Berharap dibuka lagi pariwisatanya agar membangkitkan perekonomian dan hidup masyarakat yang tergantung dari pariwisata. Kalau pariwisata ditutup, mati semua," tuturnya.
"Sesuai janji pemerintah mau dibuka Juli. Padahal prokes Bali sudah paling taat. Vaksin paling tinggi. Semua sudah dijalani demi pariwisata dibuka tapi ternyata ditutup lagi. Sampai kapan begini," tutupnya.
Baca juga: Nasib Wisata Vaksin di Tengah PPKM Darurat |
(pin/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum