Kemacetan lalu lintas adalah masalah klasik bagi kota-kota di seluruh dunia. Perusahaan ini percaya bahwa solusi mengatasi keruwetannya adalah dengan membangun jaringan sky pod atau gondola berkecepatan tinggi.
Diberitakan CNN, sky pod tanpa pengemudi ini berjalan di sekitar kota yang menggantung di jalur baja.
Pada bulan Juni, uSky Transport yang berbasis di Belarus menjajal jalur uji sky pod sepanjang 400 meter di Sharjah. Daerah ini berbatasan dengan Dubai di Uni Emirat Arab.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari luar, sky pod bertenaga listrik berwarna putih mengkilap ini memiliki interior yang dirancang agar terasa seperti suite pesawat penerbangan kelas satu. Itu termasuk pencahayaan sesuai suasana hati, musik lounge, dan jendela setinggi langit-langit.
Dengan dua kursi empuk dan dua kursi lipat, kendaraan yang masih dalam tahap uji coba ini dapat mengangkut hingga empat penumpang.
![]() |
Jika jaringan sky pod dibangun di seluruh kota secara penuh, maka kendaraan ini dapat mengangkut hingga 10.000 penumpang per jam, kata uSky. Kendaraan saat ini dapat melakukan perjalanan hingga 150 kilometer per jam, meski untuk alasan keamanan sky pod tidak dapat mencapai kecepatan tertinggi pada pengujian jalur.
Perusahaan ini mengatakan tujuan keberadaan sky pod adalah untuk membebaskan jalan dan ruang tanah yang dapat digunakan untuk tanaman hijau, jalan setapak dan ruang rekreasi publik.
"Permukaan tanah benar-benar jenuh, dan orang-orang bosan dengan kemacetan lalu lintas. Orang-orang bosan dengan emisi," kata Oleg Zaretskiy, CEO uSky Transport.
![]() |
Menurut uSky, dibanding satu kilometer kereta bawah tanah dapat menghabiskan biaya hingga USD 150 juta untuk pembangunannya, sistem ini hanya menelan biaya sekitar USD 10 juta. Karena, sky pod hanya menggunakan sedikit bahan material dan mengurangi emisi karbon.
Perusahaan juga telah mengembangkan teknologi serupa untuk mengangkut kontainer kargo. Sky pod itu mampu membawa barang hingga 48 ton dengan kecepatan tertinggi 90 kilometer per jam.
Sky pod ini sering dibandingkan dengan monorel atau kereta gantung. Tapi, kata Stephanie Haag, associate partner di perusahaan konsultan McKinsey & Company, mereka menawarkan fleksibilitas yang lebih besar.
Akhir tahun ini, uSky berencana untuk membangun jalur sepanjang 2,4 kilometer di Sharjah. Ini memungkinkannya menjalankan sky pod penumpang dengan kecepatan lebih tinggi dan menunjukkan bagaimana pod penumpang dan kargo dapat diintegrasikan ke dalam jaringan yang sama.
(msl/msl)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!