Sementara itu di Spanyol, dikabarkan tengah bersiap menghadapi gelombang ke lima pandemi. Pengetatan pun kembali dilakukan.
Di Catalonia misalnya, semua aktivitas dan bisnis diminta selesai sebelum pukul 12.30 siang. Kerumunan pun hanya dibatasi menjadi maksimal 10 orang saja seperti diberitakan koran lokal El Pais.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aturan serupa juga disebut telah lebih dulu dilakukan di negara tetangga Portugal. Dimana pembatasan telah dilakukan di kota besar seperti Lisbon dan Porto.
Di Belanda, Perdana Menteri Mark Rutte mengakui kalau telah salah melakukan kebijakan seperti melakukan relaksasi di tengah pandemi. "Kebiajakan yang salah telah dibuat. Apa yang tadinya kami kira bisa biarkan, ternyata tak dapat dilakukan," ujar Rutte di Den Haag.
Dalam sebuah pernyataan resmi, tingkat penyebaran infeksi COVID-19 di Belanda disebut menyebar lebih cepat dari perkiraan sejak 26 Juni lalu. Dimana kluster terjadi lewat tempat hiburan malam dan pesta yang melibatkan banyak orang.
Terkait hal itu, pembatasan di restoran, bar dan club malam kembali dilakukan. Dimana semuanya wajib tutup dari tengah malam hingga pukul 06:00 pagi waktu setempat dan lainnya.
Namun, tindakan yang kontras malah dilakukan Inggris yang disebut berisiko tinggi. Per 19 Juli mendatang, Inggris disebut menghapuskan kewajiban untuk memakai masker di tempat umum dan melakukan relaksasi lainnya.
(rdy/ddn)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol