Melbourne di Australia kembali memasuki lockdown kelima. Mereka pun membuat video imbauan yang begitu menyenangkan dan menenangkan.
Ada banyak hal yang bisa dipelajari dari negara tetangga yang berhasil menekan laju COVID-19. Bukan hanya dari kebijakan Pemerintah atau ketaatan warganya, tapi juga dari video imbauannya.
Salah satu yang terbilang cukup berhasil adalah Melbourne di Australia. Memasuki lockdown kelima di ibukota negara bagian Victoria, beredar sebuah video imbauan yang edukatif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dibuat oleh sekelompok presenter radio bernama Fifi Box, Brendan Fevola dan Nick Cody, ketiganya berhasil menyuguhkan video bertema lockdown kelima yang dikemas menarik.
Dilihat detikTravel, Sabtu (17/7/2021), video itu dimulai dengan throwback ke momen lockdown terdahulu yang diwarnai dengan panic buying. Hanya ketimbang lockdown awal yang dipenuhi ketakutan, masyarakat Melbourne perlahan mulai beradaptasi.
Hal itu tampak dari bukanya sejumlah pasar swalayan di tengah lockdown, yang dapat menyuplai kebutuhan sehari-hari. Dimana nantinya masyarakat dapat bereksperimen untuk membuat makanan di rumah saat lockdown.
Selain itu, video tersebut juga menyarankan masyarakat Melbourne untuk lebih santai dengan menonton aneka film di rumah. Termasuk juga absen dari media sosial dan lebih banyak berolahraga di rumah.
Yang tak kalah penting, video imbauan itu juga mengajak masyarakat Melbourne untuk menyelesaikan aneka hal yang tertunda di rumah. Termasuk juga menyemangati masyarakatnya untuk optimis dan tetap tinggal di rumah.
Melihat video imbauan tersebut, siapa pun yang menontonnya tentu akan dibuat tenang. Sesuatu yang sekiranya dibutuhkan masyarakat untuk menghadapi pandemi.
Sama halnya dengan video new normal baru Singapura yang mengajak masyarakatnya untuk bersiap damai dengan COVID-19. Dimana video itu juga diimbangi dengan aksi nyata dan kebijakan tegas Pemerintahnya.
Hanya sebagus apapun video atau kebijakannya, tentu hal itu tak bisa berjalan tanpa partisipasi segenap masyarakatnya. Sesuatu yang agaknya masih sulit diterapkan di Indonesia.
(rdy/rdy)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum