Jakarta -
Seorang penumpang tidak menyangka akan masuk daftar yang dilarang terbang. Ini disebabkan karena dia membuang popok bayi di toilet pesawat.
Diberitakan Fox News, Senin (19/7/2021) penumpang itu bernama Farah Naz Khan. Dia terbang dengan Mesa Airlines dari Kalispell, Montana, ke Houston pada hari Jumat bersama suami dan putrinya yang baru berusia 2 tahun. Katanya, dia dilecehkan pramugari.
Insiden itu bermula saat Fariz mengganti popok bayinya yang berisi kotoran di tengah penerbangan. Kemudian, dia menanyakan kepada pramugari apakah ada kantong yang bisa dia gunakan untuk membungkus popok ini, supaya bisa dia simpan dan dia buang saat mendarat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pramugari mengatakan kepada Faraz bahwa dia bisa membuang popok di kamar mandi, seperti yang biasa dilakukan. Jadi, dia pun membuang popok bayinya di toilet pesawat.
"Saya harus mengganti popok kotoran bayi di kamar mandi dan saya membuangnya di tempat pembuangan popok beraroma di dalam tempat sampah kamar mandi," tulis ahli endokrinologi itu di Twitter.
"Ketika saya datang ke depan, pramugari memarahi saya karena membuang popok kotoran di pesawat. Dia mengatakan itu adalah 'biohazard' dan saya harus mengambilnya. Jadi begitulah saya, menenteng popok keluar dari kamar mandi," Farah mengisahkan.
Farah pun mencoba membela diri bahwa dia melakukan sesuai instruksi dari pramugari lain. Namun, dia malah diteriaki oleh pramugari tersebut dan mengatakan tak ingin berurusan dengan dirinya.
Farah juga mengatakan ada anggota kru kabin, yang namanya tidak dia ketahui, mengeluarkan kata-kata kotor dan vulgar padanya.
"'Kalian membawa anak-anak kalian ke mana-mana. Tidakkah kalian tahu bahwa beberapa orang hanya menginginkan penerbangan yang damai dan tidak ingin mendengarkan anak-anak kalian?'' kata pramugari itu.
Farah, yang merupakan seorang muslim Asia Selatan dan Amerika, mengatakan dia tidak yakin apa yang dimaksud karyawan itu dengan 'kalian' yang diucapkan pramugari. Tetapi, itu terdengar menghina.
Beberapa jam kemudian, Farah mengatakan bahwa dia mendapat telepon dari pramugari dengan nomor 800 United Airlines. Dia diberi tahu bahwa dia telah dimasukkan dalam daftar larangan terbang karena insiden biohazard.
"Saya mengenali suara itu. Dia berkata, 'Karena insiden biohazard di pesawat hari ini, kami menempatkan Anda di daftar larangan terbang.' Ini membuat saya sangat marah karena saya mengalami pengalaman yang memalukan... Mereka menempatkan saya dalam daftar larangan terbang?" ujar Farah.
Dia juga mengatakan tidak ada seorang pun dari United yang menawarkan permintaan maaf atau menjelaskan kepadanya bagaimana pramugari mendapatkan nomor teleponnya atau apakah anggota kru itu telah didisiplinkan.
"Rincian seperti yang dijelaskan oleh pelanggan kami tidak memenuhi standar tinggi yang ditetapkan Mesa untuk pramugari kami dan kami sedang meninjau masalah tersebut," begitulah keterangan perwakilan maskapai.
Farah mengatakan dia sedang mempertimbangkan untuk menuntut atas insiden di atas pesawat tersebut.
"Saya secara sah khawatir tentang orang ini," katanya kepada NBC News.
"Setelah insiden popok, dia bisa meneleponku dan mengatakan hal-hal itu, apa lagi yang bisa dia lakukan?"
CEO Mesa Airlines Jonathan Ornstein mengatakan kepada The Post dalam sebuah wawancara telepon bahwa akan menindak serius masalah ini.
"Kami menganggap serius tuduhan apa pun dan kami akan melakukan penyelidikan penuh untuk menentukan apakah ada kebijakan perusahaan yang dilanggar," kata Ornstein.
Ornstein bilang bahwa insiden itu sedang diselidiki. Ornstein juga mengatakan maskapai tidak memiliki kebijakan tentang cara membuang popok kotor, tetapi mencatat bahwa pramugari terkadang menyediakan kantong plastik untuk penumpang.
Simak Video "Video: Membahas Wacana Maskapai Hanya Gunakan 1 Pilot"
[Gambas:Video 20detik]
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol