Pertemuan angin juga terjadi di Laut China Selatan yang posisinya di antara Guangzhou dan Ujung utara dari Kepulauan Mindanau. Pertemuan tersebut juga membangkitan angin yang berpusar melawan arah putaran jarum jam. Pusaran angin ini diduga mulai muncul pada 16 Juli 2021.
![]() |
Pusaran angin ini kemudian tumbuh menguat sambil bergerak menujuke arah Guangzhou, yang kemudian pada 20 Juli 2021 menjadi Siklon Tropis Cempaka.
"Pusat Riset Kelautan, Badan Riset dan SDM, Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan menggandeng BMKG, pada tahun 2009-2013, pernah melakukan riset kolaborasi dengan The First Institute of Oceanography (FIO) China, dengan judul riset bernama Monsoon Onset Monitoring and Its Social-Economy Impact (MOMSEI)," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Riset tersebut menggunakan Kapal Riset Latih Madidihang 3 milik Badan Riset dan SDM KKP. Di sana KKP memantau dan mengukur variabilitas dan anomali suhu permukaan laut di Samudera Hindia Barat Sumatra dan Selatan Jawa-Bali.
"Hipotesa dari riset MOMSEI adalah bahwa anomali panas suhu permukaan laut sekitar 0,5 derajat Celsius akan berpotensi membangkitan anomali angin, yang kemungkinannya secara sistemik bisa membangkitkan siklon tropis pembawa banjir ke China," ujarnya.
Hipotesa dan riset tersebut dilakukannya pada 2009-2013. Ternyata fakta kejadian banjir di China akibat siklon tropis kita saksikan pada 21 Juli 2021.
"Pelajaran yang bisa kita dapatkan adalah riset kelautan terkait interaksi laut-atmosfer adalah sangat penting. Memang tidak bisa dihitung secara matematis antara investasi yang dikeluarkan dan keuntungan rupiah riil yang didapatkan seperti ketika mandapatkan royalti dari penjualan paten hasil riset," tuturnya.
Namun adanya riset ini akan membantu kita untuk lebih mengenal karakter laut-atmosfer. Sehingga pemerintah dapat mengambil kebijakan yang tepat untuk membantu masyarakat.
Simak Video "Video: Momen Bulan Purnama Mencapai Titik Terendah di Langit China"
[Gambas:Video 20detik]
(bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan