Ada PPKM, Pelaku Wisata Kedung Pedut Pilih Jadi Relawan COVID-19

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ada PPKM, Pelaku Wisata Kedung Pedut Pilih Jadi Relawan COVID-19

Jalu Rahman Dewantara - detikTravel
Minggu, 25 Jul 2021 16:20 WIB
Relawan COVID-19 Kedung Pedut
Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikcom
Kulon Progo -

Ditutupnya destinasi wisata selama PPKM Darurat (Selanjutnya disebut PPKM Level) tak membuat pelaku wisata air terjun Kedung Pedut di Kalurahan Jatimulyo, Girimulyo, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, berdiam diri. Mereka tetap aktif tetapi bukan di sektor wisata, melainkan fokus menjadi relawan penanganan COVID-19.

"Iya mas (selama PPKM Darurat-Level) kegiatan kami jadi relawan, kadang kami ikut penyemprotan (disinfektan) sama pemakaman (dengan prosedur COVID-19). Kadang juga dapat dana sosial untuk membantu warga yang membutuhkan sembari tetap pengondisian Kedung Pedut sendiri," ujar Sekretaris Wisata Air Terjun Kedung Pedut, Tri Wahyudi saat ditemui di lokasi, Jumat (23/7/2021).

Tri mengatakan pelaku wisata Kedung Pedut yang jadi relawan COVID-19 berjumlah 15 orang termasuk dirinya. Mereka kata Tri memutuskan terjun menjadi relawan karena panggilan hati.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mereka yang ikut itu kesadaran masing-masing mas, tak ada yang memaksakan. Lagian kan daripada nganggur karena wisata tutup, ya mending ikut ginian malah lebih bermanfaat buat masyarakat," ucapnya.

Adapun para relawan dari unsur pelaku wisata Kedung Pedut itu tergabung dalam tim relawan penanganan COVID-19 tingkat Kelurahan Jatimulyo. Beberapa di antaranya juga ada yang aktif dalam Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) kelurahan tersebut.

ADVERTISEMENT
Relawan COVID-19 Kedung PedutKetua Pengelola Kedung Pedut sekaligus Ketua FPRB Jatimulyo, Sarija. Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikcom

Ketua Pengelola Kedung Pedut sekaligus Ketua FPRB Jatimulyo, Sarija, membenarkan banyak dari pelaku wisata di Kedung Pedut jadi relawan COVID-19. Tak sedikit dari mereka telah bergabung dalam FPRB sejak pandemi Corona melanda.

"Karena kondisi kaya gini, wisata kita kan sering gak buka ya, jadi pada ikut aktif terjun langsung menjadi relawan," ujarnya.

Sarija menuturkan sebelum resmi menjadi relawan, para pelaku wisata ini terlebih dulu mengikuti pelatihan. Hal ini penting untuk memastikan penanganan risiko bencana, musibah dan sebagainya di lapangan bisa berjalan optimal.

"Mereka sudah dapat pelatihan, dan untuk perlengkapan penunjang APD seperti masker dan hazmat telah disiapkan baik dari bantuan kelurahan maupun patungan anggota," jelas Sarija.




(pin/pin)

Hide Ads