PPKM Diperpanjang sampai 2 Agustus membuat pengelola obyek wisata Sanghiyang Dora di Majalengka frustasi dan mengibarkan bendera putih.
Kebijakan PPKM diperpanjang sangat berdampak pada sektor pariwisata. Banyak pengelola wisata yang menjerit dan mengibarkan bendera putih sebagai tanda menyerah terhadap keadaan.
Hal itulah yang dilakukan pengelola Wisata Bukit Sanghiyang Dora di Desa Leuwikujang, Kecamatan Leuwimunding, Kabupaten Majalengka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan menggunakan kain seadanya, pengelola Wisata Bukit Sanghiyang Dora memasang sebuah bendera putih yang menandakan jika mereka telah frustasi terhadap kondisi saat ini.
"Dasar kami mengibarkan bendera putih ini sebagai bentuk rasa frustasi dan protes kami kepada pemerintah karena penutupan tempat wisata yang sudah berminggu-minggu ini," ucap Ahmad Sodikin Ketua Pengelola Wisata Bukit Sanghiyang Dora saat ditemui detikcom, Selasa (27/7/2021).
![]() |
Wisata Bukit Sanghiyang Dora sendiri SUDAH tutup total sejak PPKM pertama kali diberlakukan yakni pada 3 Juli 2021 lalu. Sejak saat itu, pengelola wisata perkemahan di bukit setinggi 396 mdpl ini hanya bisa menanti kabar baik.
Sodikin yang akrab disapa A Oyak mengungkapkan jika penutupan wisata yang dilakukan secara terus-menerus sangat berdampak terhadap pengelolaan Bukit Sanghiyang Dora yang masih dalam tahap pengembangan.
"Dasarnya begini, kami pengelola wisata yang berkembang merasa dibuat frustasi, masalahnya apa, kita kan punya karyawan nah gimana nasib karyawan kita. Selama PPKM kami tutup total, sementara perawatan tempat dan lainnya kan tetap berjalan," tegasnya.
Untungnya kata dia, karyawan yang mengelola Bukit Sanghiyang Dora masih memiliki jiwa sosial tinggi sehingga ketika tidak ada bayaran pun tetap bersedia mengelola dan menjaga lokasi wisata.
Namun tidak sedikit juga karyawan yang akhirnya mengundurkan diri karena tidak adanya pemasukan.
"Karyawan di sini untungnya masih punya jiwa sosial, mereka masih semangat mengembangkan tempat wisata ini. Bahkan mereka menggunakan uang sendiri untuk ya makan dan minum saat berjaga di sini," jelas A Oyak.
"Tapi ada juga yang akhirnya lari karena ya itu, ga ada uangnya. Kami ya hanya bisa pasrah aja," sambungnya.
A Oyak pun kini hanya bisa berharap pemerintah membuka mata dengan melihat kondisi tersebut dan memberikan perhatian dengan mengizinkan semua lokasi wisata dibolehkan buka kembali.
"Harapan kami hanya satu, wisata boleh dibuka. Kalau pemerintah mau melanjutkan PPKM silahkan saja kami ga masalah, tapi tolong wisata dibuka, tidak hanya disini tapi di seluruh Majalengka," tandasnya.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum