Danau yang satu ini berubah warna menjadi nyentrik dan terlihat estetik. Ini bukan fenomena alam, tapi limbah yang bikin danau jadi rusak.
Dilansir dari AFP, Danau Corfo yang berada di wilayah selatan Patagonia Danau berubah jadi pink sejak minggu lalu. Menurut insinyur lingkungan dan ali virulagi Federico Restrepo mengatakan bahwa warna danau itu disebabkan oleh natrium sulfit dalam limbah ikan.
Padahal, limbah ini seharusnya diolah kembali sebelum dibuang. Parahnya, danau inilah yang harus menerima semua sampah itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum berubah jadi pink, Danau Corfo sempat berwarna keunguan. Warna pink ini disebabkan oleh natrium sulfit, produk anti bakteri yang digunakan oleh pabrik ikan.
Saat ini warga di sekitar danau merasa sangat muak dengan danau ini. Meski terlihat cantik, namun danau ini sangat bau. Bahkan, warga sekitar kerap memblokir jalan jika ada truk pengolahan ikan yang datang ke sana.
"Setiap hari kami melihat puluhan truk, warga sudah mulai bosan," kata Lada, seorang warga yang tinggal di Kota Trelew.
Tak hanya itu, penduduk kota Rawson, tetangga Trelew juga protes dengan pembuangan limbah ini. Parahnya ternyata, otoritas provinsilah yang memberikan izin pabrik untuk membuang limbah ke Danau Corfo.
"Pengolahan ikan menghasilkan lapangan pekerjaan, itu benar. Tapi ini adalah perusahaan beromzet jutaan dolar yang tidak mau membatar ongkos kirim untuk membawa limbah ke pabrik pengolahan yang sudah ada di Puerto Madryn, 35 mil jauhnya," lanjut Lada.
Namun hal ini justru dibantah oleh pihak pemerintah provinsi.
"Warna kemerahan tidak menyebabkan kerusakan dan akan hilang dalam beberapa hari," ujar kepala kontrol lingkungan untuk provinsi Chubut, Juan Micheloud.
Pernyataan ini langsung disangkal oleh sekretaris perencanaan Kota Trelew, Sebastian de la Vallina.
"Jangan mengesampingkan sesuatu yang begitu serius," ujar Sebastian.
Ada puluhan perusahaan perikanan asing yang beroperasi di wilayah perairan dan dinaungi oleh yuridiksi Atlantik Argentina.
Pabrik itumemproses ikan untuk ekspor, terutama udang dan ikan, serta menghasilkan ribuan tenaga kerja untuk Provinsi Chubut. Sekitar 600 ribu jiwa yang dipekerjakan.
(bnl/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!