Mengira-ngira Tren Liburan Pasca Pandemi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Mengira-ngira Tren Liburan Pasca Pandemi

bonauli - detikTravel
Rabu, 28 Jul 2021 20:02 WIB
A mother and a teenaged girl are dressed in brightly colored sarongs, blouses, and sashes and are balancing tall fruit baskets on their heads. Two sons are dressed in sarongs and white shirts. The family is walking in front of an old stone temple building which has a smoky atmosphere.
Ilustrasi wisatawan (Getty Images/Cheryl Ramalho)
Jakarta -

Pandemi membuat banyak perbedaan pada tren wisata. Aneka kiat dan ramalan diluncurkan agar sektor pariwisata bisa bertahan.

Saat ini Indonesia masih dalam kondisi tanggap darurat pandemi. Di balik sesaknya pergerakan, pariwisata masih berusaha untuk berdenyut meskipun sebenarnya kontradiktif dari peraturan.

"Ini dilemanya, pemerintah menetapkan kebijakan salah satunya kurangi bepergian atau stay at home. Di sisi lain sektor pariwisata kepentingannya berbeda, yaitu mengharapkan orang bepergian," jelas I Gusti Ngurah Putera, TA Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf, dalam Webinar Industri Pariwisata dengan tema Bertahan di masa Pandemi, Rabu (28/7).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

I Gusti menjelaskan bahwa di balik kontradiksi ini, Kemenparekraf ingin agar pariwisata tetap bertahan. Caranya dengan sejumlah kiat serta menerka-nerka tren wisata pasca pandemi.

"Tren wisatawan pasca pandemi akan berbeda. Disampaikan oleh Menteri Pariwisata, bahwa kita akan menuju quality tourism tidak mass tourism lagi," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Melalui berbagai survey, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pelaku wisata. Yang pertama adalah tren liburan bersama keluarga dan solo akan lebih banyak diminati, yaitu 66 persen.

"Kemudian wisatawan akan lebih banyak menjelajahi wilayah domestik dari pada luar negeri. Desa wisata menjadi lebih diminati," lanjutnya.

Yang paling terlihat adalah kecenderungan wisatawan untuk liburan wilayah green zone atau area yang rendah kasus Covid-19. Akomodasi bersertifikat CHSE pun menjadi prioritas.

"Wisatawan akan lebih memilih wisata kebugaran dan kesehatan. Mereka juga menghindari liburan pada akhir pekan atau long weekend," jelas I Gusti.

"Yang mungkin juga perlu diwaspadai adalah durasi liburan lebih singkat dari biasanya. Paket staycation akan semakin diminati, sementara frekuensi akan semakin berkurang. Ini adalah tren," tuturnya.




(bnl/ddn)

Hide Ads