Bendera Putih Sudah Berkibar, Lahan Wisata Gunung Kuniran pun Dijual

Jalu Rahman Dewantara - detikTravel
Kamis, 29 Jul 2021 17:02 WIB
Obyek wisata di Gunung Kuniran (Jalu Rahman Dewantara/detikcom)
Kulon Progo -

Pandemi COVID-19 yang melanda lebih dari setahun terakhir ini membuat pelaku wisata di Kulon Progo, DIY kelimpungan. Bendera putih pun akhirnya berkibar.

Cerita ini datang dari pengelola wisata yang terpaksa menjual separuh dari lahan objek wisatanya. Alasannya hanya untuk tetap bertahan di tengah ketidakpastian ekonomi imbas wabah tersebut.

Obwis itu adalah Gunung Kuniran di Dusun Pandu, Kalurahan Hargorejo, Kapanewon Kokap, Kulon Progo. Sejak beberapa hari terakhir, pengelola wisata Gunung Kuniran telah mengiklankan obwis yang sempat hits pada masanya itu untuk dijual kepada siapapun yang berminat.

"Iya memang karena adanya kendala COVID-19 dan keuangan saya pribadi, jadi saya putuskan untuk menjual sebagian wisata Gunung Kuniran ini. Ya kemungkinan 1 atau 1,5 hektar yang ingin saya lepas dari total luasnya 2,8 hektar," ungkap pemilik Wisata Gunung Kuniran, Rahmat Prasteyo (32) saat ditemui detikTravel di lokasi, Kamis (29/7/2021).

Pemilik Wisata Gunung Kuniran, Rahmat Prasteyo Foto: (Jalu Rahman Dewantara/detikcom)

Rahmat mengaku terpaksa menjual separuh lahan obwis ini karena sudah tak punya penghasilan imbas pandemi Corona. Sebelumnya ia memiliki usaha properti di Bantul, Sleman dan Yogyakarta, yang menjadi penyokong dana pengembangan obwis tersebut. Namun sejak pandemi melanda, usahanya bangkrut sehingga tak lagi mampu memberikan pendanaan.

Di sisi lain, hasil yang diperoleh dari menjalankan objek wisata yang telah beroperasi sejak 2018 silam itu kian menipis. Sebagian besar habis untuk menggaji karyawan dan merawat sarana prasarana wisata.

Obyek Wisata Gunung Kuniran dijual Foto: (Jalu Rahman Dewantara/detikcom)

Kondisi ini diperparah dengan adanya kebijakan PPKM Darurat dan Level yang memaksa pihaknya menutup wisata tersebut. Alhasil, Rahmat tak lagi punya penghasilan baik dari usaha properti maupun wisata.

"Begitu ada aturan yang semakin ketat dan bahkan harus menutup total wisata ini, secara otomatis keuangan langsung hancur. Tidak ada pemasukan sama sekali, pembangunan juga otomatis terkendala. Maka dari itu saya putuskan, karena di sini memerlukan biaya yang banyak, maka dijual sebagian," ujarnya.

Selanjutnya:Harga per meter



Simak Video "Mengalami Insiden Terperosok di Air Saat Bermain Offroad di Yogyakarta"


(bnl/bnl)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork