Keraton Kasepuhan Tutup, Pengelola Tetap Lestarikan Bangunan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Keraton Kasepuhan Tutup, Pengelola Tetap Lestarikan Bangunan

Elmy Tasya Khairally - detikTravel
Rabu, 04 Agu 2021 16:41 WIB
Cirebon memiliki berbagai Keraton yang menyimpan unsur sejarah dan budaya kota ini. Salah satunya yaitu Keraton Kasepuhan Cirebon.
Foto: Keraton Kasepuhan (Elmy Tasya Khairally/detikcom)
Jakarta -

Keraton Kasepuhan Kota Cirebon, Jawa Barat, menutup sementara kunjungan wisata selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Imbasnya pihak keraton kelimpungan membiayai perawatan dan pengelolaan.

Meski tak ada kunjungan wisata, Badan Pengelola Keraton Kasepuhan (BPKK) Cirebon tetap merawat dan memelihara. "Pemeliharaan dan perawatan ini sebagai bagian dalam pelestarian bangunan bersejarah. Walaupun memang tidak ada pemasukan, pelestarian harus dilakukan," kata Direktur BPKK Cirebon Ratu Raja Alexander Wuryaningrat kepada detikcom, Rabu (4/8/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, Alexander mengatakan selama PPKM pembiayaan perawatan keraton melalui uang pribadi. Alexander pun berharap adanya kompensasi dari pemerintah.

ADVERTISEMENT

"Kita harus ikut aturan pemerintah, makanya ditutup. Saya sih harapannya ada kelonggaran untuk pembiayaan ini," kata Alexander.

Cirebon memiliki berbagai Keraton yang menyimpan unsur sejarah dan budaya kota ini. Salah satunya yaitu Keraton Kasepuhan Cirebon.Cirebon memiliki berbagai Keraton yang menyimpan unsur sejarah dan budaya kota ini. Salah satunya yaitu Keraton Kasepuhan Cirebon. Foto: Elmy Tasya Khairally

Alexander mengaku telah berkoordinasi dengan Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (DKOKP) Kota Cirebon terkait bantuan untuk pemandu wisata atau karyawan. "Sudah ada koordinasi, dinas sudah menghubungi kami. Tapi belum ada realisasi," kata Alexander.

Lebih lanjut, Alexander juga mengaku masih menjaga tradisi keraton selama pandemi COVID-19. Namun, pelaksanaan tradisi berbeda dengan sebelum pandemi. Keraton tak mengundang tamu dari luar.

"Sekarang hanya keluarga. Nanti tanggal 11 Agustus juga ada tradisi jemasa, mencuci pusaka. Ya lingkungan keluarga saja," katanya.

"Kita berharap pandemi segara berakhir. Selama pandemi kunjungan menurun. Bahkan, sebelum PPKM itu kunjungan wisata kita hanya seratusan orang setiap bulan. Miris memang. Tapi kita tetap optimistis," kata Alexander menambahkan.




(elk/elk)

Hide Ads