TRAVEL NEWS
5 Tradisi Malam 1 Suro di Daerah Wisata Menyambut Tahun Baru Islam
Umat Islam hari ini merayakan Tahun Baru Islam 1443 H yang jatuh pada 1 Muharam atau Selasa (10/8/2021). Tradisi Tahun Baru Islam pada 1 Muharam dikenal juga di masyarakat Jawa dengan nama malam 1 Suro.
Tradisi 1 Suro berawal pada masa pemerintahan Sultan Agung 1613-1645. Saat itu, pemimpin kerajaan Mataram Islam tersebut tengah mencari cara memadukan penanggalan Hijriah dan Tahun Saka.
Sultan Agung berharap penggabungan kalender bisa mencegah perpecahan antara kaum kejawen dan yang mengikuti ketentuan Islam. Suro berasal dari kata 'asyura' dalam bahasa Arab, yang artinya adalah sepuluh, terkait dengan Hari Asyura pada 10 Muharam.
Berbagai tradisi masyarakat memperingati 1 Suro yang identik dengan pengalaman sakral. Tradisi ini diikuti seluruh masyarakat yang berharap memiliki kehidupan lebih baik di tahun yang akan datang. Sayangnya karena masih pandemi virus Corona dan daerah di Jawa-Bali tengah diberlakukan PPKM Level 2-4, beberapa tradisi itu tidak bisa dijalankan. Ada yang masih berusaha menjalankan namun dengan massa yang jauh lebih sedikit.
Berikut tradisi malam 1 Suro di berbagai daerah wisata di Indonesia:
1. Kirab Pusaka di Keraton Kasunanan Surakarta
Tradisi 1 Suro berikutnya adalah kirab pusaka diikuti kerbau Kiai Slamet yang digelar Keraton Kasunanan Surakarta. Warga biasanya sangat antusias mengikuti tradisi ini hingga tak segan berdesak-desakan.
Di masa pandemi, menonton hingga berdesak-desakan bisa meningkatkan risiko terinfeksi COVID-19. Karena itu, pihak keraton meniadakan tradisi kirab pusaka tapi tetap menggelar upacara adat yang digelar terbatas. Kerbau Kiai Slamet pun tidak keluar dari kandangnya.
![]() |
Baik Keraton Kasunanan Surakarta dan Pura Mangkunegaran, Solo, Jawa Tengah tidak menggelar kirab malam 1 Suro. Kali ini merupakan kali kedua kirab malam 1 Suro tidak digelar karena pandemi virus Corona atau COVID-19.
Meski demikian, Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Kasunanan Surakarta, KPH Dani Nur Adiningrat, mengatakan akan tetap menggelar upacara tradisi tapi hanya secara internal.
"Untuk kirab pusaka ditiadakan. Tetapi upacara-upacara tradisi tetap dilaksanakan secara internal. Terbatas hanya abdidalem (abdi keraton) dan sentanadalem (kerabat keraton) yang bertugas saja," kaya Dani saat dihubungi detikcom, Senin (9/8/2021).
2. Sedekah di Gunung Merapi
Tradisi sedekah gunung dengan melarung kepala kerbau di kawasan puncak Gunung Merapi di kawasan Boyolali, Jawa Tengah bakal tetap digelar nanti malam. Tradisi yang digelar satu tahun sekali saat malam 1 Suro kali ini digelar secara sederhana.
"Iya, tetap dilaksanakan secara sederhana, namun tidak menghilangkan makna sedekah gunung," kata sesepuh warga Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Paiman Hadi Martono, ditemui di rumahnya.
![]() |
Pelaksanaan sedekah Gunung Merapi, kata Paiman, sudah dua tahun ini digelar sederhana dan terbatas, serta menerapkan protokol kesehatan. Hal ini dilakukan karena acara sedekah Gunung Merapi ini digelar di masa pandemi virus Corona dan PPKM.
3. Ritual Malam di Gunung Lawu
Masyarakat sekitar Gunung Lawu memiliki tradisi sendiri yang dilakukan pada malam 1 Suro. Tradisi dilakukan dengan mendaki Gunung Lawu lewat berbagai jalur yang tersedia.
Namun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar, Jawa Tengah, memastikan seluruh pintu pendakian Gunung Lawu di wilayahnya masih ditutup. Pendaki yang biasa ramai melakukan pendakian pada malam tahun baru Hijriah 1 Muharam 1443 atau biasa disebut malam 1 Suro, diimbau tetap di rumah.
"Saya kita masih tetap sama, objek-objek wisata, termasuk kawasan religi itu tetap kita tutup, belum kita izinkan," ujar Bupati Karanganyar Juliyatmono kepada detikcom, Senin (9/8/2021).
![]() |
Gunung Lawu selama ini memang jadi rujukan para pendaki, baik pendaki umum maupun pendaki religi. Namun di masa pandemi ini, Juliyatmono mengimbau 1 Suro ini diperingati dengan tetap berada di rumah.
4. Berziarah di Gunung Tidar
Peringatan malam 1 Suro di Gunung Tidar, Kota Magelang, Jawa Tengah, ditiadakan untuk umum. Peringatan hanya digelar khusus untuk keluarga juru kunci dengan menerapkan protokol kesehatan ketat.
"Suro ini kita tetap tidak melaksanakan, akan tetapi karena itu sifatnya rutinitas dari pihak juru kunci mereka mengajukan mau tetap mengadakan, kita ada toleransi. Toleransi dengan catatan itu khusus keluarga juru kunci saja," kata Kepala UPT Kebun Raya Gunung Tidar, Dinas Lingkungan Hidup Kota Magelang, Agus Suprijanto saat ditemui wartawan di kantornya, Senin (9/8/2021).
![]() |
Agus menyebut malam peringatan satu Suro dihadiri delapan orang keluarga juru kunci. Pihaknya mengaku memberikan toleransi karena peringatan malam 1 Suro sudah menjadi tradisi.
5. Tradisi Mubeng Beteng 1 Suro
Keraton Yogyakarta meniadakan tradisi Mubeng Beteng 1 Suro terkait berlakunya PPKM di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Tak hanya itu, Hajad Dalem Jamasan Pusaka Alip 1955, juga akan digelar tertutup untuk umum.
![]() |
"Kami informasikan bahwa agenda Hajad Kawula Dalem Mubeng Beteng memperingati Tahun Baru 1 Sura Alip 1955/1 Muharram 1443 H ditiadakan. Demikian juga dengan pelaksanaan Hajad Dalem Jamasan Pusaka Alip 1955 tertutup untuk umum," kata Penghageng Kawedanan Hageng Panitrapura GKR Condrokirono.
Putri Sultan HB X yang akrab disapa Gusti Condro itu menjelaskan kebijakan meniadakan kedua tradisi malam 1 Suro tersebut merupakan bentuk dari peran serta Keraton Yogyakarta dalam mendukung pemberlakuan tanggap darurat bencana DIY.