Beberapa waktu lalu kabar mengenai permintaan UNESCO terkait penghentian proyek Jurassic Park di Taman Nasional (TN) Komodo turut disorot media asing. Begini respons Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga.
Diberitakan oleh CNN Travel, judul artikelnya adalah 'Proyek Jurassic Park Indonesia yang kontroversial berlangsung di Taman Nasional Komodo. Dalam tulisannya, CNN mengutip pemberitaan Reuters.
"Keberadaan Komodo sebagai kadal terbesar di dunia serta disebut sebagai dinosaurus terakhir di dunia tentu jadi perhatian banyak pihak bahkan internasional," kata Sandiaga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karenanya hal yang wajar jika media internasional tentu akan tertarik membahas. Tidak hanya saat ini terkait rencana pembangunan, namun juga tentang keindahan serta daya tarik Komodo yang berada di TN Komodo, Nusa Tenggara Timur," tambahnya.
Namun, Sandiaga menyampaikan, Kemenparekraf akan memastikan bahwa prinsip-prinsip pariwisata berkualitas dan berkelanjutan jadi dasar utama yang harus dilakukan dalam pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di Destinasi Super Prioritas (DSP) Labuan Bajo. Yaitu, pengembangan pariwisata yang memperhatikan dengan seksama dampak terhadap lingkungan, sosial, budaya, makhluk hidup. Sehingga nantinya bisa membuka lapangan kerja.
"Dalam penerapannya, pariwisata berkelanjutan memiliki prinsip untuk memberdayakan masyarakat melalui kebudayaan dan kearifan lokal yang ada. Sejalan dengan itu melestarikan alam dan meningkatkan kesejahteraan, serta ditambah aspek pengelolaan secara profesional. Tidak semata-mata memperhitungkan dampak ekonomi, tapi juga dampak yang akan terjadi terhadap lingkungan dan sosial budaya masyarakatnya," kata Sandiaga.
Saat ini Kemenparekraf bersama BPOLBF (Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores) tengah berupaya mengembangkan daya tarik dengan memaksimalkan kekuatan budaya dan konten lokal yang otentik dengan melibatkan komunitas dan masyarakat setempat. Sehingga kunjungan tak hanya tersentral di TN Komodo tapi juga ke berbagai wilayah. Menurut Sandiaga, di sinilah konsep wisata premium bisa terwujud.
"Konsep premium yang dimaksud bukan artifisial kepada layanan yang mewah, tapi mengacu kepada layanan yang berkualitas tinggi dan kental dengan keunikan alam, sosial, budaya, masyarakat, dan makhluk hidup di dalamnya, sehingga memberikan pengalaman yang bernilai tinggi bagi wisatawan, dengan tetap memperhatikan keberlangsungan lingkungan hidup," Sandiaga menjelaskan.
Adapun, poin-poin evaluasi yang diberikan UNESCO antara lain permintaan informasi secara detail terkait pengembangan Integrated Tourism Master Plan (ITMP) di Taman Nasional Komodo agar tak menimbulkan dampak negatif pada OUV (Outstanding Universal Value) TN Komodo.
Selain itu, UNESCO meminta pemerintah Indonesia menunda pengerjaan proyek ITMP untuk sementara hingga ada revisi AMDAL yang disetujui oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN).
"Dapat kami sampaikan bahwa penyusunan AMDAL ini sedang berlangsung dan akan segera kita kirimkan ke UNESCO secepatnya," kata Sandiaga.
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol