Melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Garuda Indonesia resmi merombak jajaran komisaris. Strategi bertahan di masa pandemi juga diungkapkan.
Dilangsungkan Jumat sore ini secara hybrid (13/8/2021), CEO Garuda Indonesia Irfan Saputra buka-bukaan perihal keputusan jajaran untuk melakukan perombakan komisaris.
Dalam rapat itu, setidaknya ada 4 komisaris lama yang tak lagi menjabat. Komisaris Utama Triawan Munaf, dua Komisaris Independen Yenny Wahid dan Elisa Lumbantoruan, serta Komisaris Peter Gontha melepas jabatannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya empat nama di atas, Wakil Direktur Garuda Dony Oskaria serta Direktur Niaga dan Kargo Rizal Pahlevi juga ikut diberhentikan dari jabatannya.
Nama Timur Sukirno pun keluar sebagai Komisaris Utama, sedangkan Triawan Munaf digantikan oleh Abdul Rachman yang menjabat posisi Komisaris Independen.
"Timur Sukirno sebagai komisaris utama," pungkas Irfan.
Pasca perombakan jajaran, Irfan juga bercerita perihal strategi Garuda Indonesia untuk bertahan di masa PPKM ini. Salah satunya lewat layanan kargo. Sepanjang tahun kinerja 2020, Garuda Indonesia terus menjalankan berbagai upaya strategis dalam menunjang langkah-langkah pemulihan kinerja, diantaranya adalah melalui optimalisasi lini bisnis penunjang seperti kargo dan charter, pengoperasian 2 pesawat passenger freighter, perluasan jaringan penerbangan kargo internasional, langkah negosiasi beban sewa pesawat bersama lessor, hingga kebijakan rasionalisasi pegawai yang dijalankan secara proporsional dalam menyikapi penurunan demand layanan penerbangan.
"Kita akan sangat fokus ke kargo. Alhamdullilah penerbangan internasional ke China atau lainnya diisi cukup banyak oleh kargo. Terisi di atas 25 ton kargo tiap penerbangan dan kita monitor secara pribadi," pungkas Irfan.
Sejalan dengan hal tersebut, Irfan menambahkan, Garuda hingga saat ini juga terus melakukan optimalisasi kinerja usaha melalui improvement pada aspek likuiditas, efisiensi biaya operasional, serta restrukturisasi kewajiban sebagai penentu keberlangsungan strategi pemulihan kinerja Garuda Indonesia pada tahun-tahun mendatang.
"Dapat kami sampaikan bahwa upaya menuju pemulihan kinerja akan berlangsung lebih lama dari yang kita perkirakan bersama. Namun demikian kami percaya langkah transformasi kinerja merupakan sebuah keniscayaan yang akan terus kami akselerasikan secara berkesinambungan di tengah tantangan fundamental dari kondisi pandemi Covid-19 itu sendiri, yakni 'ketidakpastian'. Hal itu yang kami yakini perlu disikapi dengan mental bisnis yang tangguh serta resiliensi dalam mengawal dinamika tantangan industri penerbangan ke depannya yang masih dibayangi situasi penuh turbulensi," ujar Irfan.
Tak hanya itu, Irfan juga bicara sejumlah inovasi yang dilakukan Garuda Indonesia untuk bertahan. Yang terbaru, dengan menggandeng stakeholder lain seperti Goods Dept dan lainnya.
"Ini jaket baru 17 Agustus, kerjasama Garuda dengan Goods Dept. Kedua kita kerjasama dengan termos tumbler, available di marketplace," ujarnya.
Terakhir, Irfan juga megungkapkan kalau ia dan jajarannya tak akan pernah berhenti inovasi untuk memulihkan Garuda Indonesia. "Kita Garuda tak akan pernah berhenti untuk fokus ke inovasi dan keep excitement. So stay tune, tunggu 17 Agustus," tutup Irfan.
Selanjutnya Susunan Direksi dan Komisaris Baru Garuda
Simak Video "Video: Dirut Garuda Ungkap 3 Faktor Penyebab Harga Tiket Pesawat Mahal"
[Gambas:Video 20detik]
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol