Pemerintah memulai penataan kawasan Pura Besakih di Karangasem, Bali. Peletakan batu pertama pembangunan perlindungan kawasan suci Pura Besakih dilakukan hari ini oleh Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono serta Gubernur Bali I Wayan Koster.
"Tentunya akan banyak yang bertanya kenapa yang meletakkan batu pertama secara peresmian dipilih saya. Oleh sebab itu saya merasa terhormat karena saya seorang beragama Islam, tetapi karena nenek saya orang Bali jadi saya pun bagian orang Bali. Nenek saya adalah ibunya Bung Karno," ujar Megawati dalam peresmian yang dilakukan secara virtual, Rabu (18/8/2021).
"Nah selain itu ini juga karena kekuatan ideologi kita, ideologi Pancasila yang ada dalam UUD, tersebut bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama apa artinya, tidak membedakan suku adat dan agama, terus kita juga punya Bhinneka Tunggal Ika, bermacam-macam tapi satu jua, itu yang membuat kita bisa membangun sebuah negara yang besar dengan sebutan Negara Kedaulatan Republik Indonesia," imbuh dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pura Besakih merupakan salah satu destinasi wisata favorit di Indonesia. Tak hanya menjadi pura terbesar di Bali, pura ini juga menjadi yang terbesar di nusantara dan dunia. Pura dengan luas 7 km persegi ini terletak di lambung Gunung Agung.
Pulau Bali sebagai salah satu destinasi wisata favorit di Indonesia memiliki daya tarik yang identik dengan seni, budaya, dan keagamaan. Guna memberikan kenyamanan antara sektor pariwisata dengan kegiatan keagamaan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menata kawasan suci Pura Besakih di Kabupaten Karangasem yang merupakan pusat peribadatan umat Hindu di Bali sekaligus sebagai destinasi wisata kelas dunia.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan penataan kawasan tidak akan menyentuh area bangunan utama Pura Besakih yang digunakan sebagai tempat ibadah. Berbagai tempat fasilitas umum di sekitar Pura Besakih seperti toilet yang bertebaran dimana-mana, lapangan parkir yang tidak memadai dan semrawut, kios pedagang akan dibenahi. Tempat-tempat sampah pun akan dibenahi.
"Yang terpenting dari penataan kawasan ini untuk meningkatkan kenyamanan pengunjung yang beribadah dan berwisata. Karena menurut informasi, saat ada upacara besar kondisinya akan sangat ramai. Untuk itu ini akan dibuat alur masuk dan keluar yang berbeda sehingga tidak ada penumpukan, termasuk sirkulasi jalan untuk kendaraan akan diatur," kata Menteri Basuki dalam pernyataannya.
Pura Besakih yang merupakan kawasan cagar budaya dan pusat peribadatan di Bali menjadi tujuan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, khususnya pada waktu-waktu tertentu hari besar kegiatan keagamaan umat Hindu. Dengan kondisi sekarang, banyaknya kunjungan wisatawan kerap berdampak pada keberlangsungan kegiatan ritual keagamaan, sehingga mengurangi kesucian kawasan dan kenyamanan umat saat melakukan kegiatan spiritual.
Sesuai usulan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali kepada Kementerian PUPR, penataan dilakukan dengan meningkatkan sarana dan prasarana yang mencakup 2 hal, yakni peningkatan kapasitas tempat parkir pada Area Manik Mas beserta penataan sarana dan prasarana penunjangnya serta penataan bangunan dan utilitas dalam rangka pelindungan Kawasan Pura Agung Besakih di area masuk atau Area Bencingah.
Secara prinsip, penataan Kawasan Pura Besakih yang dilakukan Kementerian PUPR melalui Ditjen Cipta Karya menggunakan mekanisme rancang dan bangun (design and build) melalui kontrak tahun jamak tahun anggaran 2021-2022 dengan biaya APBN sebesar Rp 508,1 miliar. Penataan dilaksanakan selama 540 hari kalender sejak tanggal kontrak oleh pemenang lelang yakni PT Pembangunan Perumahan (persero) Tbk sebagai kontraktor pelaksana dan PT Ciriajasa Cipta Mandiri selaku manajemen konstruksi.
Pelaksanaan konstruksi pada Area Manik Mas merupakan pembangunan gedung parkir setinggi 4 lantai seluas 55.201 m2 yang meliputi area parkir lantai ground berkapasitas 5 bus besar dan 61 bus medium, lantai basement I berkapasitas 378 mobil, basement II berkapasitas 459 mobil, basement III berkapasitas 532 mobil. Kemudian basement IV untuk area pengelolaan sampah dan limbah, Bale Pesandekan seluas 543,6 m2, Pura Melanting berukuran 250 m2, kios pedagang (18 kios besar berukuran 4 m x 6 m dan 12 kios kecil berukuran 2,5 m x 3 m), toilet sebanyak 113 bilik, bangunan anjung pandang (view point) dengan luas tapak 64 m2, jalan akses masuk dan keluar ke gedung parkir, dan jalan menuju Pura Titi Gonggang beserta utilitasnya.
Untuk penataan Area Bencingah berupa pembangunan kios pedagang sebanyak 358 kios dengan luas total bangunan 7.587 m2 meliputi 196 kios besar (berukuran 4 m x 6 m) dan 162 kios kecil (berukuran 2,5 m x 3 m), toilet 54 bilik, Bale Pesandekan seluas 414 m2, pembangunan 2 unit Bale Gong seluas 108 m2 dan 75 m2, pekerjaan pelataran, area bermain anak-anak, dan area parkir seluas 1.266 m2.
Pura Besakih di Kabupaten Karangasem terletak sejauh kurang lebih 52 km dari kota Denpasar dan dapat ditempuh melalui jalur darat selama 1,5 jam. Kawasan tersebut memiliki sebuah pura pusat atau disebut Pura Penataran Agung Besakih dengan dikelilingi 18 pura pendamping. Sebagai Pura Agung, di kompleks Pura Besakih sering diadakan kegiatan ritual pada waktu-waktu tertentu seperti Upacara Tawur Labuh Gentuh dan Mrebu Gumi di Pura Agung Besakih pada Maret 2022.
(ddn/msl)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!