Menanggapi hal tersebut, Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi menjelaskan, skema one gate system ini bukanlah tanpa pertimbangan. Pemkot telah mengantongi kajian sebagai sumber pedoman kebijakan satu pintu.
"Berdasarkan hasil evaluasi sebelum masa PPKM darurat lalu, mayoritas wisatawan yang kedapatan tidak menaati aturan pernyataan perjalanan luar daerah adalah penumpang bus. Ada 60 persen bus yang masuk (tempat khusus parkir) Abu Bakar Ali tidak memenuhi persyaratan prokes. Saya tidak bisa bilang semua. Makanya, itu tolong dicek lagi anggotanya yang masih melanggar," tegas Heroe.
Sedangkan, untuk kendaraan pribadi, kata Heroe, berdasarkan uji sampel yang dilakukan pemkot di beberapa tempat khusus parkir (TKP), lebih tertib.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kendaraan pribadi, 80 persen sudah mematuhi syarat. Saya tidak bisa menyalahkan satu sama lain, karena yang pakai kendaraan pribadi juga dilakukan test secara acak, di Malioboro, objek wisata," imbuhnya.
Untuk mencegah terjadinya penularan, pemkot memutuskan harus ada konsentrasi khusus untuk menangani penumpang bus pariwisata. Sedangkan untuk kendaraan pribadi, tetap bakal dilakukan pengecekan oleh petugas di hotel tempat menginap dan lokasi parkir di destinasi tujuannya.
"Lagi pula kendaraan pribadi kan penumpangnya itu tidak banyak, empat atau enam orang saja, sehingga lebih mudah. Kalau bus kan jauh lebih banyak, jadi kita konsentrasikan di Giwangan," jelasnya.
Simak Video "Video: Suasana Kawasan Malioboro Ramai Pengunjung di Hari Kedua Lebaran"
[Gambas:Video 20detik]
(msl/msl)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol