Vaksin Covid-19 semakin langka di Taiwan dan berinisiatif untuk memproduksi vaksin dalam negeri. Sementara itu, India menjadi pionir dalam mengembangkan vaksin Covid-19 berbasis DNA.
Dilansir dari CNBC, vaksin itu dinamai vaksin Medigen. Predisen Tsai Ing-wen menjadi yang pertama menerimanya. Pemerintah Taiwan telah menyetujui penggunaan darurat vaksin Covid-19 buatan Medigen Vaccine Biologics itu.
Vaksin Covid-19 buatan dalam negeri ini akan menjadi bagian dari rencana untuk swasembada vaksinasi setelah adanya keterlambatan pengiriman vaksin dari perusahaan obat global.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, sudah ada lebih dari 700 ribu orang telah mendaftar untuk menerima vaksin Medigen. Demi meningkatkan kepercayaan rakyatnya, Presiden Tsai bahkan telah menunda penerimaan vaksin dari Moderna atau AstraZeneca.
Perusahaan Medigen mengatakan bahwa vaksinya sangat aman. Mereka meyakinkan bahwa vaksin tersebut efektif dan teruji dengan baik.
"Ada begitu sedikit efek samping, hampir tak ada demam dan sebagainya. Jadi saya pikir semua orang bisa percaya dengan kami," ujar CEO Medigen Charles Chen kepada Reuters.
Kalau Taiwan pakai vaksin buatan lokal, India tak mau kalah dengan vaksin berbasis DNA pertama dunia. Dilansir dari ANTARA, vaksin ini sudah disetujui oleh Pemerintah India pada Jumat (20/8).
Menurut Kementerian Sains dan Teknologi India, perusahaan farmasi India Zydus Cadila diberikan persetujuan untuk vaksin ZyCov-D tiga dosis yang dikembangkannya.
Selain untuk orang dewasa, vaksin DNA ini juga dapat diberikan untuk kaum remaja berusia 12-18 tahun. Vaksin ini menghasilkan protein virus SARS-CoV-2 yang melimpah dan memberikan respons imunitas yang berperan penting sebagai pelindung serta pemberantas virus.
"Teknologi plug-and-play yang menjadi dasar platform plasmid DNA dapat dengan mudah diselarakasn untuk menangani mutasi pada virus, seperti yang sudah terjadi," ujarnya.
Hasil sementara dari uji klinis Tahap III, yang melibatkan lebih dari 28.000 partisipan. Vaksin tersebut menunjukkan efikasi utama sebanyak 66,6 persen menurut kementerian.
(bnl/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum