Manfaatkan Momen PPKM, Candi Borobudur Latih SDM Soal Food Safety

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Manfaatkan Momen PPKM, Candi Borobudur Latih SDM Soal Food Safety

Eko Susanto - detikTravel
Kamis, 26 Agu 2021 10:40 WIB
Wisatawan berada di zona 2 kawasan Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Kamis (24/6/2021). Menindaklanjuti surat edaran Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 9 Tahun 2021 tentang kebijakan bekerja dari rumah dalam rangka pencegahan dan penanganan COVID-19, Balai Konservasi Borobudur (BKB) menutup sementara kawasan zona 1 Candi Borobudur mulai tanggal 23 Juni sampai 2 Juni mendatang.  ANTARA FOTO/Anis Efizudin/rwa.
Foto: Ilustrasi Candi Borobudur (ANTARA FOTO/ANIS EFIZUDIN)
Magelang -

PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko berkomitmen untuk menerapkan protokol kesehatan dan CHSE. Salah satunya tentang Food Safety.

Adapun penerapan protokol kesehatan berbasis CHSE tersebut baik dari sisi produk maupun layanan. Salah satunya perlunya peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) terutamanya bagi karyawan-karyawati TWC di bidang kuliner dan pengelolaan resto. Hal ini dilakukan agar menghasilkan makanan yang aman (food safety).

Marketing & Service Director PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko (Persero), Hetty Herawati mengatakan, TWC pada prinsipnya menunggu momentum untuk pariwisata bisa tumbuh dan bangkit lagi. Guna menyambut kebangkitan tersebut perlunya dilakukan langkah penyiapan dengan memperbaiki protokol kesehatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada prinsipnya kita ini lagi sama-sama menunggu momentum untuk pariwisata bisa muncul lagi, tumbuh lagi, bangkit lagi. Salah satu yang kita siapkan betul, selain produk adalah bagaimana bisa terus memperbaiki protokol kesehatan. Jadi protokol kesehatan adalah kunci, esensial dasar untuk bisa melakukan percepatan pemulihan pariwisata," katanya kepada wartawan di Manohara Borobudur, Selasa (24/8/2021).

Menurutnya, pariwisata merupakan sektor yang paling banyak stakeholdernya, paling banyak elemen-elemen masyarakat yang terlibat.

ADVERTISEMENT

Untuk itu, pekerjaan rumah tangga yang perlu dilakukan bagaimana pariwisata ini kemudian bisa tumbuh.

"Pariwisata adalah sektor yang paling banyak stakeholdernya, paling banyak elemen-elemen masyarakat yang kemudian terlibat sehingga kalau PR nomor satunya adalah bagaimana pariwisata bisa tumbuh," tuturnya.

Pelatihan food safety, kata dia, food safety ini merupakan bagian dari protokol kesehatan yang akan disempurnakan. Terlebih sekarang ini masih ada PPKM, nantinya jika sudah buka kembali dengan penuh telah menyiapkan.

"Pelatihan ini sangat penting untuk kami, sebagai momen untuk merefresh food safety yang benar itu seperti apa. Protokol kesehatan penting untuk diterapkan karena hal ini dapat meyakinkan masyarakat dan membangun trust," kata dia.

"Bahwa perusahaan kami selalu memiliki improvement menuju perbaikan, sehingga destinasi kami ini benar-benar siap menerima kunjungan wisatawan dan masa kebangkitan kembali pariwisata. Harapan kami, destinasi yang kami kelola ini dapat memberikan yang terbaik dan menjadi pionir percontohan bagaimana standar implementasi food safety dan protokol kesehatan dapat diterapkan dengan baik," tuturnya.

Sementara itu, President Association of Culinary Professionals (ACP) Indonesia, Rafael Triloko Basanto menyampaikan, ucapan terima kasih kepada TWC yang telah memberikan kepercayaan untuk berbagi ilmu dalam pelatihan food safety tersebut. Materi yang disampaikan tersebut nantinya bisa menjadi bahan edukasi dan pelayanan yang baik.

"Kami diberikan kepercayaan dan kesempatan untuk sama-sama sharing berbagi ilmu (food safety) kepada rekan-rekan di TWC yang nantinya bisa dijadikan dasar-dasar edukasi dan pelayanan yang baik," ujar Rafael.

"Yang pada dasarnya adalah kita berusaha untuk membiasakan kebiasaan yang baik terkait Food Hygiene dan Food Safety. Pada kesempatan ini, kita berusaha merefresh dan mengingat kembali. Pelatihan seperti ini sebaiknya memang dilakukan secara periodik dan berulang agar kebiasaan-kebiasaan baik itu dapat diterapkan dalam operasional sehari-hari," tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut, Komite ACP Indonesia, Ronald Silvano menambahkan, ACP menyuprot destinasi-destinasi atau bisnis pariwisata segera bangkit. Untuk itu, perlunya menyambut pariwisata dengan memberikan rasa aman yang mengutamakan CHSE.

"Tujuan kami melakukan pelatihan bahwa unit-unit usaha yang ada di bawah PT TWC memang destinasi internasional yang harus siap. Kita menginginkan pariwisata segera bangkit, itulah ACP menyuprot destinasi-destinasi ataupun bisnis-bisnis pariwisata apapun itu supaya bisa bangkit. Semua bisa kembali menyambut wisatawan dengan memberikan rasa aman terutama kalau dari lingkungan yang selalu memang mengutamakan CHSE," ujar dia.




(wsw/wsw)

Hide Ads