Perhotelan di Solo dan sekitarnya mendapatkan angin segar usai tingkat PPKM turun menjadi level 3. Kini, mereka bersiap menerima tamu dan menggelar acara pernikahan.
Ketua Bidang Humas dan Promosi Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Solo, Sistho A Sreshtho, gembira dengan adanya pelonggaran-pelonggaran dari Pemkot Solo.
Adapun beberapa pelonggaran yang diberikan ialah kegiatan pernikahan di hotel dan gedung pernikahan dengan batas maksimal 20 orang. Selain itu, beberapa objek wisata juga sudah mulai dibuka.
"Tentu ini menjadi angin segar buat kami. Untuk pernikahan sebelumnya kan sama sekali tidak boleh. Kalau ini sudah dibolehkan walaupun hanya akad nikah tentu akan sangat membantu," kata Sistho saat dihubungi detikTravel, Rabu (1/9/2021).
Terkait pariwisata Solo, Sistho menilai okupansi hotel mungkin tidak akan langsung meningkat dalam waktu dekat. Sebab saat ini masyarakat masih akan melihat kondisi daerah tujuan.
"Masyarakat pasti masih wait and see, masih akan melihat aturan secara detail. Apalagi kemarin objek wisata dibuka tapi masih ada penyekatan," ujarnya.
Dia berharap situasi ini bisa membawa dampak baik, paling tidak seperti sebelum muncul kebijakan PPKM Darurat pada Juli 2021. Sebab sebelum Juli, kondisi perhotelan sudah terus meningkat.
"Kita Januari sampai Juni itu terus meningkat. Juni itu okupansi sampai 40 persen. Juli itu kita anjlok ke 12 persen, Agustus naik ke 20 persen. Semoga dengan kondisi ini bisa kembali membaik," kata Sistho.
Diberitakan sebelumnya, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, akan membuka objek wisata Taman Balekambang dan Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) atau Solo Zoo. Selain itu, pembelajaran tatap muka (PTM) juga akan segera dimulai bulan September 2021.
"TSTJ dan Balekambang kita coba buka, pake PeduliLindungi (PL) juga, seperti di mal. Saya minta juga ke Pak Rektor UNS agar pakai PL juga," kata Gibran, Selasa (31/8).
Simak Video "Video: Polisi Bicara soal Awal Mula Kebakaran Hotel Grand Hap Solo"
(msl/fem)