Selain perubahan kebiasaan ketika berada pada lokasi destinasi, perubahan juga terlihat dari pemanfaatan fitur dalam Online Travel Agent (OTA).
Fitur yang dianggap paling penting oleh masyarakat selama traveling di kala pandemi adalah:
1. Tiket yang bisa di-refund (66%)
2. Tiket yang bisa di-reschedule (62%)
3. Tiket dengan harga promo/ miring (62%)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terlepas dari masyarakat yang masih melakukan traveling di tengah pandemi, terdapat juga masyarakat yang masih enggan untuk bepergian. Sebanyak 38% responden memilih untuk tidak melakukan traveling.
Itu disebabkan karena adanya kekhawatiran yang tinggi. Meskipun mayoritas sudah melakukan vaksinasi, namun masih ada rasa takut terpapar COVID-19 ketika melakukan perjalanan.
Hal ini menjadi menarik karena mereka yang masih enggan melakukan traveling ternyata telah melakukan vaksinasi minimal sebanyak satu dosis.
Peran multi-stakeholder menjadi penting untuk dapat memberikan jaminan keamanan dan higienitas akan sangat berpengaruh dalam menciptakan dan meningkatkan kepercayaan masyarakat yang masih enggan traveling.
Secara garis besar, pandemi ini memang membawa perubahan dalam sektor pariwisata. Mulai dari preferensi masyarakat hingga behavior. Perubahan itu harus disikapi dengan bentuk-bentuk adaptasi baru yang dapat membawa keamanan dan kenyamanan dalam bepergian selama masa pandemi.
Simak Video "Video: Ada Long Weekend Pekan Ini, Siap-siap Traveling"
[Gambas:Video 20detik]
(sym/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan