Budaya K-Pop berkembang sangat cepat di dunia, termasuk Turki. Kini, Turki menganggapnya sebagai ancaman.
Dilansir dari CNBC, Turki menjadi salah satu negara dengan komunitas penggemar K-Pop terbesar dunia. Turki mendapat peringkat ke-10. Kalau dihitung-hitung menurut waktu mengkonsumsi konten K-Pop, warga Turki menghabiskan USD 108 atau Rp 1,5 jutaan per orang dalam satu tahun.
Namun kini, fandom K-Pop Turki berada di bawah ancaman. Pemerintah Turki menganggap bahwa K-Pop membahayakan kaum mudanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anggapan ini berasal dari kejadian tak terduga yang dilakukan oleh tiga remaja Turki yang melarikan diri ke Korea Selatan. Mereka izin untuk liburan ke Istanbul namun ternyata sudah beli tiket untuk terbang ke Seoul.
Tiga remaja ini berbohong kepada orang tua mereka. Orang tua mereka akhirnya menghubungi polisi dan mencari tiga remaja itu. Tiga remaja tersebut ditemukan di pantai Istanbul.
Begitu diselidiki, tiga remaja ini mengaku cinta pada K-Pop hingga memutuskan untuk melarikan diri ke Korea Selatan. Pernyataan ini membuat gempar pemerintah Turki.
Kementerian Keluarga dan Layanan Sosial Turki pun turun tangan. Badan itu menempatkan K-Pop secara keseluruhan dalam penyelidikan.
Menurut surat kabar Turki Milliyet, penyelidikan juga didasarkan pada tuduhan dari pejabat yang menyatakan bahwa K-Pop merupakan ancaman bagi pemuda negeri itu. Namun, sebagian besar kekhawatiran ini tampaknya berakar pada sudut pandang anti-LGBTQ+.
"Secara khusus, tuduhan tersebut menyatakan bahwa K-pop membuat kaum muda menyimpang dari nilai-nilai tradisional dan menolak keluarga mereka serta membawa mereka ke gaya hidup bebas gender," tulis media itu dikutip Koreaboo, Rabu (1/9/2021).
Pada saat itu, sebuah kantor berita yang dikelola negara mendesak pemerintah Turki untuk mengambil tindakan terhadap invasi budaya K-Pop. Mereka mengklaim secara khusus K-Pop menargetkan kaum muda dari latar belakang konservatif.
"Band-band pop Korea membangkitkan kekaguman secara global dengan gambar dan gaya musik mereka yang berbeda dengan menggunakan media sosial secara efektif," kata para pejabat kepada surat kabar Hurriyet.
Halaman berikutnya >>> Respons Penggemar K-Pop Turki
Mereka juga mencatat manfaat tertarik pada K-Pop dan K-Drama. Termasuk mengembangkan komunitas bersama dan dorongan untuk belajar bahasa kedua.
Saat ini, banyak penggemar K-Pop Turki khawatir bahwa mereka akan segera dilarang mendengarkan lagu-lagu K-Pop atau berbicara tentang grup dan K-Drama favorit mereka secara online. Namun, pemerintah belum membuat pernyataan yang mengonfirmasi bahwa K-Pop berisiko dilarang langsung.
Simak Video "Video Rusia-Ukraina Masih Saling Serang di Tengah Rencana Negosiasi Damai"
[Gambas:Video 20detik]
(bnl/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum