Berharap Wisata Dibuka, Pengelola DTW Magelang Lakukan Doa Bersama

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Berharap Wisata Dibuka, Pengelola DTW Magelang Lakukan Doa Bersama

Eko Susanto - detikTravel
Selasa, 07 Sep 2021 10:45 WIB
Doa bersama para pengelola Daya Tarik Wisata Kabupaten Magelang di Wisata Kelinci Desa Bahasa Borobudur.
Foto: (Eko Susanto/detikcom)
Magelang -

Pengelola Daya Tarik Wisata (DTW) di Kabupaten Magelang menggelar doa bersama. Doa bersama dilakukan dengan harapan keberadaan daya tarik wisata bisa dibuka kembali.

Ketua Forum Daya Tarik Wisata (DTW) Kabupaten Magelang, Edwar Alfian mengatakan, doa bersama khususnya pelaku daya tarik wisata Kabupaten Magelang sebagai upaya ikhtiar agar wisata segera dibuka. Kemudian, jika nantinya telah melakukan simulasi pembukaan setelah itu diperbolehkan buka kembali.

"Doa bersama pelaku wisata khususnya daya tarik wisata Kabupaten Magelang ini sebagai upaya ikhtiar agar Magelang, wisatanya segera dibuka. Ada celah agar wisata bisa dibuka, bisa melalui nanti levelnya turun atau ketika level tidak turun. Kami berharap apa yang telah menjadi keputusan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten Magelang terkait kebijakan tempat wisata umum ini nanti simulasinya bisa benar-benar teman-teman setelah melalukan simulasi bisa segera dibuka," kata Edwar usai melakukan doa bersama para pengelola DTW Kabupaten Magelang di Wisata Kelinci Desa Bahasa Borobudur, Senin (6/9/2021), malam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Edwar berharap, simulasi pembukaan sebagaimana dalam surat edaran maupun juknis dari Sekda Provinsi Jawa Tengah maupun Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Magelang agar dipermudah. Kemudian setelah melakukan simulasi agar bisa dibuka.

"Masih level 3 (Kabupaten Magelang), sesuai dengan surat edaran yang kita terima baik dari sekda pemerintah provinsi maupun juknis yang telah dikeluarkan oleh Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Magelang. Kami berharap simulasi ini segera bisa dilakukan, dipermudah dan pascasimulasi ini wisata segera dibuka," ujarnya.

ADVERTISEMENT

"Memang di SE (surat edaran) sekda itu ada poin yang menyebutkan bahwa belum bisa dibuka untuk umum. Kami berharap pascasimulasi ini harus bisa segera dibuka karena apa gunanya simulasi kok tidak dibuka. Artinya kan simulasi itu nanti akan dievaluasi dan kami berharap evaluasinya jangan terlalu lama. Intinya adalah kami selalu pelaku wisata mendorong dan memohon kepada pemerintah baik pemerintah daerah maupun provinsi untuk segera memberikan celah peluang, memberikan angin segar bagi pelaku pengelola daya tarik wisata di Kabupaten Magelang," pintanya.

Sementara itu, tua rumah pengelola Wisata Kelinci Desa Bahasa Borobudur, Hani Sutrisno mengatakan, Wisata Kelinci Desa Bahasa Borobudur saat ini sudah mengakukan izin simulasi pembukaan kepada Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Magelang. Sejauh ini destinasi telah memberlakukan CHSE.

"Yang pertama dulu (Juli 2020), waktu ada instruksi untuk pembuatan sudah mengajukan izin. Yang kedua ini, kami sudah mengajukan izin ke Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Magelang dan kam tinggal nunggu. Apakah disetujui atau tidak itu urusan daripada kebijakan regulasi dari pihak pemerintah, tapi kami sudah mempersiapkan dengan adanya CHSE. CHSE itu sangat membantu sekali karena dikasih modul atau tata cara bagaimana penerapan prokes ketat," kata Hani.

Untuk tambahan saat ini, kata Hani, terkait aplikasi PeduliLindungi. Untuk itu, Wisata Kelinci Desa Bahasa Borobudur sudah mengajukan ke Kementerian Kesehatan.

"Salah satu tambahan dari pada yang dulu nggak ada, PeduliLindungi, sekarang harus ada PeduliLingkungi dan ada barcode. Kami sudah proses mengajukan ke Kementerian Kesehatan untuk mendapatkan barcode tersebut. Saya berharap juga kepada teman-teman (DTW) ikuti regulasi tersebut karena apa itu demi kemaslahatan bersama. Ketika nanti ada banyak pengunjung yang tidak layak karena memang situasi terkondisikan demam dan segala macam mungkin salah satu indikator Covid, sudah tahu dari aplikasi tersebut juga memudahkan," ujar Hani.

"Saya pribadi sebagai praktisi sebagai pengelola daya tarik wisata itu berat karena memang syarat-syarat segala macam, tapi berat ketika kita lakukan jadi enjoy. Saya berharap juga mendapatkan secepat itu mungkin sehingga betul-betul bisa prokes ketat," tuturnya.


Dalam doa bersama ini hadir pula, Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Magelang, Slamet Achmad Husein mengatakan, simulasi pembukaan merupakan syarat mutlak bagi daerah dengan PPKM level 3. Ketentuan simulasi tersebut tertuang dalam juknis yang ada.

"Sebuah tindak lanjut dari edaran gubernur melalui Pak Sekda, untuk simulasi adalah syarat mutlak bagi daerah yang memiliki PPKM level 3 yaitu simulasi. Dengan beberapa ketentuan yang sudah kami tuangkan di juknis. Saya sudah mengeluarkan pemberitahuan ke seluruh daya tarik wisata di Kabupaten Magelang," kata Husein.

Menurut Husein, salah satu dari petunjuk teknis itu di antaranya dalam simulasi itu harus seizin dari Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Magelang. Selain itu, terkait dengan beberapa prokes yang aturan Kemenkes terbaru harus dipatuhi.

"Beberapa prokes yang aturan ada di Kemenkes terbaru harus dipatuhi di antaranya pengelola wajib sudah divaksin. Kemudian, bagi pengunjung dibatasi kapasitasnya 25 persen, ini dipersyaratkan sudah terlindungi dengan vaksin juga, dengan menunjukkan aplikasi PeduliLindungi atau secara manual menunjukkan," ujarnya.




(sym/sym)

Hide Ads