Fenomena oknum pedagang di Puncak yang menggetok turis juga menjadi perhatian Menparekraf Sandiaga Uno. Ia ingin tiada lagi aksi menggetok harga.
Sandiaga menjelaskan bahwa harga kopi Rp 100.000 terlalu tinggi. Maka harus ada rincian yang jelas terkait uang yang dikeluarkan tamu.
"Jadi kalau misalnya kopinya nilainya Rp 20-25 ribu, untuk charger diberikan biayanya, maupun untuk beristirahat. Dan bisa disediakan kursi-kursi bagi yang kelelahan atau sampai 2-3 jam di tempat itu sembari menunggu kemacetan," terang Sandiaga, menjawab pertanyaan detikcom, Kamis (9/9/2021) saat dalam perjalanan menuju Cirebon menggunakan Kereta Api Istimewa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi jangan 100 ribunya itu hanya kopi. Karena selayaknya harga pokok kopi sewajarnya adalah mungkin harganya Rp 20-25 ribu, sisanya harus dicarikan pemahaman yang sama," imbuh dia.
Sandiaga menyebut keramaian di Puncak bisa diklasifikasikan sebagai peluang untuk mendatangkan satu keuntungan bersama. Karena, memang kemacetan dan padatnya kunjungan di wilayah Puncak mengakibatkan tentunya kebutuhan dari para pengunjung untuk beristirahat dan lain sebagainya
"Nah, tapi harus disosialisasikan dengan baik dan harus kehadiran pemerintah dirasakan untuk memberikan pelatihan pendampingan kepada para warung kopi tersebut untuk memberikan layanan terbaik," jelas dia.
Jika para pedagang memberi tahu adanya beberapa layanan berbayar, maka traveler dikatakan Sandiaga tak akan merasa digetok.
"Sehingga para pengunjung nggak merasa digetok dan para pengelola warung kopi tersebut juga menyediakan produk layanan yang sesuai permintaan pasar dengan ganjaran dan biaya yang selayaknya. Ini yang perlu disosialisasikan dan diberikan pemahaman," terang dia.
"Namun kalau konsepnya menggetok seperti yang terjadi di beberapa daerah, nah ini yang harus kita hindarkan. Kita harus hadirkan rasa aman dan nyaman," tegas Sandiaga.
Simak Video "Video: 88 Ribu Kendaraan Masuki Kawasan Puncak di H+2 Lebaran"
[Gambas:Video 20detik]
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Ada Apa dengan Garuda Indonesia?