Pemerintah Kabupaten Bogor sudah mengetahui fenomena getok harga yang terjadi di Puncak, Bogor. Tempat istirahat atau rest area yang tengah dibangun di Puncak diharapkan bisa menghentikan getok harga.
Baca juga: Lalu Lintas Puncak Diprediksi Padat Besok |
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor Deni Humaedi merespons terkait cerita wisatawan Puncak yang digetok harga kopi hingga Rp. 100 ribu. Deni meminta pengunjung juga memahami kalkulasi bisnis. Dia berharap dengan rest area yang tengah dibangun di Agro Wisata Gunung Mas bisa mencegah praktik getok harga pedagang.
"Biasanya bagi para pedagang itu ada koordinatornya. Bukan hanya pedagang saja pengunjung juga harus memahami kalkulasi bisnis. Semoga ke depan dengan setelah rest area operasional hal hal seperti tidak selalu berulang," kata Deni.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip antara pembangunan rest area di Kawasan Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat sejatinya rampung tahun lalu namun molor karena pekerjaan kiosnya molor akibat cuaca dan lahan yang belum siap. Rest area ini dijanjikan akan selesai tahun ini.
Rest area akan menampung 448 kios, pembangunan kios menelan biaya Rp16,3 miliar dan lancscape sekitar Rp1 miliar. Saat dilihat detikcom akhir pekan lalu, pembangunan masih terus dilakukan.
![]() |
Pedagang dan turis Harus Sepaham
Deni menyebut, baik pedagang maupun wisatawan yang berkunjung ke Puncak untuk saling memahami kepentingan masing-masing. Sehingga tidak terjadi masalah kemudian hari.
"Sepertinya ini kasus atau kejadian khusus dan akan menjadi masalah, bagi para pihak. Jika masing masing pihak saling memahami kepentingan masing masing tidak akan ada masalah," katanya.
Pria yang sebelumnya menjabat sebagai Camat Cisarua Puncak ini meminta semua pihak untuk menaati aturan yang berlaku dalam PPKM level 3.
"Dan kami meminta para pihak juga mentaati PPKM yang berlaku. Saya kira jika mereka taat tidak akan terjadi hal seperti itu," kata Deni.
Diberitakan sebelumnya, pedagang di Puncak menggetok harga untuk secangkir kopi sampai Rp 100 ribu. Sebabnya ternyata turis menginap di warungnya tapi tidak bayar.
Marak kabar yang menyebut bahwa pedagang di Puncak, Bogor menggetok harga ke wisatawan. Beberapa kali ada insiden getok harga yang muncul ke sosial media dan viral.
Kisah Pedagang Getok Harga di Puncak Selanjutnya
"Kalau di sini jagung bakar dijual Rp 10.000 di lapak sebelah sana bahkan ada yang lebih sampai Rp 25.000. Perlakuan seperti itu ke pengunjung bukanlah hal baik secara agama," kata mantan PNS di salah satu kementerian itu.
"Ada yang menjual nasi pecel ayam dengan harga tinggi tapi kami tidak melakukannya," imbuh dia saat ditemui tim detikcom di kawasan Masjid Atta'Awun, Puncak, Bogor.
Namun pedagang lain membela diri dengan menyebut bahwa justru para tamu atau wisatawan juga nggak tahu diri. Hal ini disampaikan seorang pedagang yang menyebut dirinya Koordinator Pedagang Puncak Bogor, Dadang Sukendar. Ia menyebut dirinya sendiri yang menyelesaikan masalah itu karena sempat viral di YouTube. Lalu kenapa sampai dibilang wajar dan tamunya nggak tahu diri?
"Masalah harga itu perlu dipahami, dikaji misalkan. Ada yang dibilang wajar, ada yang dibilang kurang ajar," kata dia.
"Misalkan kopi bisa sampai Rp 100 ribu satu gelas karena mereka nginep di warung semalaman. Warung itu bukan penginapan atau vila," terang dia dengan ketus.
Simak Video "Video: 88 Ribu Kendaraan Masuki Kawasan Puncak di H+2 Lebaran"
[Gambas:Video 20detik]
(ddn/ddn)

Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!