Abah Asep telah puluhan tahun menjual selimut hidup di kawasan Cipanas, Cianjur. Sepengalamannya, ia ingat betul dulu pernah menjual kamar vila seharga Rp 10.000.
Sebagai perantara, Asep juga mendapat komisi dari vila dan selimut hidup yang laku. Tak hanya itu, ia juga mendapat tip dari para pelanggan dan ini pasti diberikan sukarela jika layanannya memuaskan hati.
"Perantara kalau cewek saya dapat 25%. Kalau vila 10%. Kadang-kadang tamunya yang baik ngasih uang tip," terang Asep.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka tanya punya anak berapa dan saya jawab empat, ada yang ngasih Rp 100 ribu, Rp 20 ribu, itu sudah alhamdulillah ya. Kalau nggak ngasih nggak apa-apa. Nggak minta saya, dilihat dari tingkatan tamunya saja," terang dia.
"Saya nggak minta uang servis. Yang pasti mereka inget kalau dapat cewek itu karena ada perantara," kata dia lagi.
Vila-vila yang dijajakan Asep bervariasi harganya. Ada yang berharga ratusan ribu dan ada pula yang berharga jutaan untuk menginap satu malam.
"Kalau dua kamar Rp 300 ribu kalau empat kamar Rp 500 ribu. Zaman dulu murah, dua kamar Rp 10 ribu. Kalau sekarang Rp 100 ribu nginep per kamar. Ada 300 dan 400-500 ribu, yang 4 kamar bisa sampai satu juta," terang Asep.
Lalu, vila mana saja yang biasa ia tawarkan ke tamunya?
"Banyak. Kan namanya juga abah ini perantara. Bisa di vila Kota Bunga, Orchid, Cherry ke Vila Cibodas dan yang deket-deket sini (di sekitar Cipanas)," kata Asep.
Kisah Selimut Hidup Selanjutnya:
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol