Penggunaan aplikasi PeduliLindungi di Kawah Putih masih terkendala jaringan sinyal. Sebabnya posisi tempat wisata ini berada di hutan.
Kawah Putih dan Glamping Lakeside mulai menerapkan sistem barcode atau QR code yang terhubung dengan aplikasi PeduliLindungi. Langkah uji coba ini diharapkan mampu memberikan kesiapan tempat wisata untuk beradaptasi dengan COVID-19.
Dari pantauan detikcom di Kawah Putih pada Minggu (12/9/2022), setiap wisatawan yang akan masuk ke tempat wisata akan terlebih dahulu memindai barcode yang disediakan oleh pengelola wisata. Barcode tersebut langsung terhubung dengan akun dari pengelola wisata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, pengelola dapat melihat status dari wisatawan tersebut. Ada empat warna yang terprogram yakni, hijau, kuning, merah dan hitam. Hijau dan kuning adalah keterangan bagi wisatawan yang sudah divaksin sedangkan merah yang belum divaksin dan hitam adalah yang positif COVID-19.
Bagi yang berstatus hijau dan kuning akan diperbolehkan untuk masuk ke tempat wisata. Namun, bagi yang merah dan hitam akan dilarang untuk masuk. Apabila memaksakan untuk pergi ke lokasi wisata, bagi yang berstatus positif COVID-19, akan langsung dibawa ke isolasi terpusat.
"Selamat siang pak, apakah di mobil ini sudah semua divaksin?" ujar salah seorang petugas di pos Kawah Putih.
Sembari membawa satu lembar kertas berisikan barcode, barcode tersebut diarahkan pada handphone pengunjung. Setelah statusnya berwarna kuning dan hijau, maka wisatawan dapat masuk ke tempat wisata.
"Saat ini sudah ada sekitar 250 pengunjung yang baru datang ke sini sejak pemberlakuan harus menscan barcode," ujar Site Manager Kawah Putih Ari Kurniawan kepada detikcom, Minggu (12/9/2021).
Ari mengatakan, masih menemukan kendala dari penggunaan aplikasi tersebut. Hal tersebut menghambat kendaraan yang akan masuk ke lokasi wisata. Tidak jarang juga, ada wisatawan yang belum mengunduh aplikasi tersebut.
"Untuk aplikasi sendiri ada kendala di jaringan, karena kita ada di hutan, pertama ada trouble login, mungkin ini yang bahan evaluasi juga. Ada juga masyarakat yang tidak punya hp, jadi mereka hanya bisa menunjukkan sertifikat vaksin saja," ujar Ari.
Kemudian, selain aplikasi, ada aturan terkait tidak dibolehkan membawa masuk anak 12 tahun ke bawah. Kata Ari, terkait aturan tersebut masih banyak wisatawan yang belum mengetahui.
Akhirnya, pihaknya memberikan dua opsi, diputarbalik atau boleh naik parkiran kawah namun tidka boleh keluar dari mobil mendekati kawah. Kata Ari, banyak dari wisatawan yang terpaksa harus diputarbalikkan.
"Hari ini ada 50 persen pengunjung Kawah Putih putar balik," ujarnya.
Pihak lain seperti pengelola Glamping Lakeside mulai memasang barcode di sejumlah titik. Selain menerapkan aplikasi, sejumlah pengunjung pun diharuskan tetap mematuhi protokol kesehatan ketika berada di wahana yang disediakan di sana.
"Tetap menjaga kesehatan intinya semua menjaga kesehatan itu yang paling penting kalaupun udah vaksin kalau protokol kesehatan tidak dijaga tetap saja," ujar Pengelola Glamping Lakeside Marcelinus.
Baca juga: Kangen Kawah Putih? Ini Cara Lepas Rindunya |
(pin/pin)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!