Kisah Pelaku Wisata di Wakatobi & Tanjung Puting Bertahan Saat Pandemi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kisah Pelaku Wisata di Wakatobi & Tanjung Puting Bertahan Saat Pandemi

Inkana Izatifiqa R Putri - detikTravel
Rabu, 15 Sep 2021 13:15 WIB
Wakatobi Drive Trip
Foto: Wakatobi Drive Trip

Nyaris Tak Ada Kegiatan di Wisata Tanjung Puting

pesonaid_travel Foto: Instagram/@pesonaid_travel

Sebelum pandemi, Taman Nasional Tanjung Puting menjadi salah satu wisata alam istimewa di Kalimantan Tengah. Pasalnya, di sini wisatawan dapat menikmati dan menjelajahi belantara hutan di atas kapal sambil melihat satwa liar seperti bekantan, uwa uwa, kelasih, hingga kera ekor panjang.

Namun sejak pandemi mewabah, Yomie mengatakan nyaris tak ada kegiatan di Tanjung Puting. Bahkan, jumlah wisatawan merosot hingga 95%. Tak banyak pula wisatawan lokal yang berkunjung lantaran aturan masuk yang cukup ketat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Usaha saya yang utama di wisata Taman Nasional Tanjung Puting sangat berdampak. Bisa dibilang dari pertama pandemi dan sampai sekarang ini penurunannya bisa sampai 95%," katanya.

"Hampir 100% tidak ada kegiatan, walaupun wisata Tanjung Puting sudah buka, tapi aturan untuk masuk ke Kalteng dan aturan masuk Taman Nasional yang agak membuat wisatawan mengurungkan niatnya. Terutama wisatawan lokal atau domestik," imbuhnya.

ADVERTISEMENT
pesonaid_travel Foto: Instagram/@pesonaid_travel

Sama halnya dengan Seto, dampak pandemi juga tak membuat Yomie menyerah untuk berupaya mendorong pariwisata di Tanjung Puting. Ia pun mengaku tetap optimis pariwisata Tanjung Puting dapat kembali bangkit, terlebih ekowisata merupakan salah satu wisata yang kian diminati masyarakat sejak pandemi mewabah.

Yomie juga melakukan hal serupa, yakni dengan mempromosikan pariwisata Tanjung Puting melalui Instagram resmi miliknya @yomie_orangutandays dan @orangutan_days. Hal ini dilakukan guna membangkitkan kembali geliat pariwisata.

"Strategi saya dalam pandemi agar kegiatan wisata tetap bergerak dan bangkit adalah tetap menjaga semangat diri sendiri dan teman-teman, dengan me-posting di media sosial yang tidak menunjukkan keluhan dan tetap optimis bahwa wisata akan bangkit dengan gaya baru," katanya.

Selain tetap semangat, Ketua DPD Himpunan Pramuwisata Indonesia Kalimantan Tengah ini juga mempersiapkan diri dan menginformasikan ke teman-teman untuk bersiap dalam memperbaiki gaya wisata, yakni dengan mengedepankan CHSE sebagai jaminan dalam berwisata. Yomie juga berkolaborasi bersama pemerintah daerah dan wisata lokal.

"Kami juga mengelola dan membantu wisata lokal untuk bangkit dengan selalu berinovasi dan berproduksi, serta berkolaborasi dengan semua pihak untuk menggerakkan wisata di daerah sendiri. Dan mendorong pemerintah daerah untuk memberi ruang bagi pelaku wisata untuk berkarya dan berproduksi dengan aturan di masa pandemi ini," pungkasnya.

Itulah kisah para pelaku pariwisata untuk bertahan di tengah himpitan pandemi. Upaya pemerintah dan para pelaku wisata dalam membangkitkan kembali pariwisata ini tentunya dapat terwujud dengan dukungan dari seluruh pihak. Salah satunya dengan tetap #BeliKreatifLokal dan menerapkan protokol kesehatan 6M (memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menghindari kerumunan, membatasi mobilitas, serta menghindari makan bersama).

Selain itu, bagi kamu yang belum divaksin, segera lakukan vaksinasi di fasilitas kesehatan atau sentra vaksinasi terdekat. Mengingat kedua hal tersebut menjadi langkah awal untuk mendorong pemulihan ekonomi, menekan pandemi hingga kembali membangkitkan pariwisata di Indonesia.



Simak Video "Boleh Buka Lagi, Ini Persiapan Saung Angklung Udjo Sambut Wisatawan"
[Gambas:Video 20detik]

(akn/rdy)

Hide Ads