Gila! Peternak Badak Afrika Ngemis Izin untuk Legalkan Jual Cula

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Gila! Peternak Badak Afrika Ngemis Izin untuk Legalkan Jual Cula

bonauli - detikTravel
Senin, 20 Sep 2021 06:41 WIB
Badak Terbang Terbalik, Cara Angkut Terbaik?
Ilustrasi badak (CNN)
Jakarta -

Badak-badak Afrika Selatan akan makin terancam. Selama ini dijaga ketat dari perburuan, eh malah ada aja yang usul buat jual cula legal.

Adalah Rhino Conservation Enterprise, sebuah peternakan badak swasta terbesar di Afrika Selatan, yang mengusulkan ide gila kepada pemerintah. Peternakan ini milik John Hume yang terletak di North West meminta agar penjualan cula badak dilegalkan.

Dilansir dari Reuters, selama ini peternakan milik Hume merawat 1.985 badak putih selatan. Sudah empat setengah tahun lamanya, Hume menjauhkan pemburu liar dari badak-badak ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hume mengatakan bahwa adanya kamera dan radar membantu mereka menjauhkan pemburu dari badak. Karena usahanya, populasi badak putih selatan mulai mengalami kenaikan. Ada 200 anak badak yang lahir setiap tahun sejak 2019.

Namun, semua kerja keras ini tidaklah cuma-cuma. Eh, rupanya ada udang di balik batu. Ada keinginan menjual cula badak di balik upaya konservasi itu.

ADVERTISEMENT

Cula badak memang banyak diburu. Cula itu dianggap ampuh dalam pengobatan tradisional China dan dihargai sebagai simbol status di Asia.

Sementara itu, perawatan badak-badak ini tidaklah murah. Per bulannya, pusat konservasi ini menghabiskan 5 juta ZAR atau sekitar Rp 4,9 miliar untuk merawat badak. Setengah jumlahnya untuk keamanan dan sisanya untuk gaji staf dan makanan tambahan.

Sialnya lagi, proyek ini sudah berjalan 54 bulan tanpa adanya donatur. Karena, para investor ingin agar ada kepastian atas izin penjualan cula badak.

"Jika pemerintah mau membantu saya untuk membayar proyek ini, proyek ini akan berkembang dan menjadi lebih baik dengan lebih banyak badak," ujar Hume.

"Saya takut, saya tidak bisa terus melakukan apa yang saya lakukan selamanya," dia menambahkan.

Juru bicara kementerian lingkungan masih belum memberikan tanggapan mengenai hal ini. Tetapi secara tidak langsung memberikan pernyataan lewat situs webnya dengan mengatakan bahwa perdagangan internasional cula badak tetap dilarang di bawah Konferensi Perdagangan Internasional Spesies Fauna dan Flora Liar yang Terancam Punah (CITES).

Kalau melihat data, sebagian besar perburuan badak memang terjadi di taman nasional Afrika Selatan. Selama setengah tahun ini, perburuan badan naik menjadi 50 persen dibandingkan tahun lalu karena adanya pembatasan Covid-19.

Perdagangan cula badal ilegal ini dilakukan dengan cara memotong cula beberapa badak yang dilakukan oleh beberapa staf untuk mencegah perburuan liar. Sayangnya, hal ini tidak selalu menghentikan praktik tersebut. Untungnya, bagian dari cula badak tetap ada dan tumbuh kembali.




(bnl/fem)

Hide Ads