Tingkatkan Kualitas Pariwisata, Sumedang Gratiskan Sertifikasi CHSE

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Tingkatkan Kualitas Pariwisata, Sumedang Gratiskan Sertifikasi CHSE

Nur Azis - detikTravel
Sabtu, 25 Sep 2021 09:15 WIB
Ketua Forum Komunikasi Pariwisata Nana Mulyana
Ketua Forum Komunikasi Pariwisata Nana Mulyana (Nur Azis/detikcom)
Sumedang -

Forum Komunikasi Pariwisata (FKP) Sumedang menggratiskan pendaftaran sertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety, dan Environment) kepada para pelaku usaha pariwisata. Itu sebagai upaya meningkatkan kualitas objek pariwisata di tengah pandemi Covid-19.

Ketua Forum Komunikasi Pariwisata Sumedang Nana Mulyana menjelaskan sertifikat CHSE perlu dimiliki oleh para pelaku usaha pariwisata. Itu sebagai bukti kepada para wisatawan untuk jaminan rasa aman kaitanya dalam hal perlindungan terhadap konsumen.

Untuk mendapatkan sertifikat CHSE, setidaknya ada 80 indikator yang harus dipenuhi oleh pelaku pariwisata sebagai persyaratan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Contoh di wisata alam harus ada titik kumpul, harus ada jalur evakuasi, harus ada ruangan P3K-nya untuk tindakan darurat, prokesnya harus ketat dan lain-lain seperti itu, jadi persyaratan CHSE itu banyak tapi kalau dijalankan tidak sulit," kata Nana kepada detikcom seusai Acara Sosialisasi Terkait CHSE kepada para pelaku pariwisata, Rabu (22/9/2021).

Saat ini, Kabupaten Sumedang berada di zona PPKM level 3 lantaran termasuk ke dalam aglomerasi Bandung Raya. Seiring hal itu, genap hampir dua tahun objek wisata di Sumedang mati suri.

ADVERTISEMENT

Dalam kebijakan pelonggaran PPKM level 3, ada sejumlah objek wisata yang diujicobakan setelah memenuhi klausul yang ditentukan oleh pemerintah pusat. Salah satunya, memiliki sertifikat CHSE.

Untuk menyongsong hal itu, Forum Komunikasi Pariwisata Sumedang mendorong serta mawadahi sejumlah pelaku usaha pariwisata untuk melakukan sertifikasi CHSE.

"Acara ini kami buat sebagai wujud keberpihakan kami kepada para pelaku usaha di Sumedang ada subsektor yang diharuskan memiliki CHSE, mereka hadir semua disini," kata Nana.

Nana menyebutkan ada sekitar 170 para pelaku usaha pariwisata yang hadir dalam kegiatan sosialisasi sertifikasi CHSE. Dengan acara ini diharapkan menjadi salah satu upaya dalam membangun percepatan ekonomi di Sumedang.

"Salah satu tujuan acara ini agar percepatan ekonomi di Sumedang kembali berjalan, agar teman-teman bisa usaha kembali," kata Nana.

Dalam acara ini, Forum Komunikasi Pariwisata Sumedang bekerjasama dengan Pokja CHSE Kadin Jabar, HOC dan Sucofindo membuka pendaftaran secara gratis bagi para pelaku usaha pariwisata yang akan melakukan sertifikasi CHSE.

"Sertfifikasi ini dilakukan secara gratis, kalau pelaku usaha melakukan secara mandiri itu biayanya bisa sampai 10 juta rupiah, dan ternyata syarat daftar sertifikasi CHSE itu mudah punya NIB (Nomor Induk Berusaha) langsung bisa daftar," kata dia.

Dari 69 objek wisata yang tercatat di Disparbudpora Sumedang, baru satu objek wisata yang telah memiliki CHSE, yakni Kampung Karuhun.

Kemudian, dari 33 jumlah hotel dan penginapan, baru ada lima yang memiliki sertifikat CHSE. Adapun, untuk restoran dan cafe baru ada tiga, yakni Hotel Sahid Skyland City Jatinangor, Pizza Hut Delivery, dan Pizza Prime Cafe.

Sementara itu, berdasarkan data dari Forum Komunikasi Pariwisata Sumedang, jumlah destinasi wisata di Sumedang tercatat ada 35 tempat yang masuk dalam daftar Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI), jika digabungkan dengan data dari Karang Taruna dan kelompok penggerak pariwisata (Kopepar) maka ada seratusan lebih tempat wisata.

Secara teknis, tambah Nana, tim auditor dari Sucofindo nantinya akan mengontrol ke sejumlah objek wisata yang telah mendaftar sertifikasi kaitannya dengan layak tidaknya diberikan sertifikat CHSE.

"Ini kembali lagi ke pola pikir para pelaku usaha, makanya hari ini kita fasilitasi pendaftaran secara gratis agar lebih baik lagi kualitas objek wisata di Sumedang," kata dia.


Hide Ads