Ugar sebuah pulau kecil yang sangat cantik di Teluk Berau, Distrik Kokas, Kabupaten Fakfak, Papua Barat. Di sana juga ada burung rangkong yang jinak bernama Bule.
Pantainya berpasir putih ditumbuhi pohon kelapa, tebing karst tepi pantai sekitar pulau terdapat lukisan prasejarah dan pesona bawah air yang masih terjaga. Ugar juga dikenal sebagai kampung wisata, berhutan hujan tropis dengan ragam fauna endemik.
Selain pesona alamnya yang indah, di Kampung Ugar terdapat atraksi unik, yang dilakukan oleh seekor burung rangkong. Di Papua, burung ini biasa disebut burung tauntaun atau kumkum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Burung rangkong dinamakan tauntaun karena pada paruhnya terdapat tanda yang menunjukkan umur burung ini. Semakin banyak tanda pada paruhnya maka semakin tua burung tersebut.
Bule berumur belum satu tahun. Burung ini sangat jinak, terbang bebas sesukanya di atap rumah atau hinggap di pagar rumah warga.
![]() |
Oleh warga Ugar, burung ini diberi nama Bule. Walaupun disebut Bule, burung ini berbulu hitam, bermata hitam, serta berparuh putih.
Pagi hingga sore hari, Bule hanya terbang rendah di sekitar kampung saja, tidak pernah terbang jauh. Pada malam hari, Bule tidur di tiang listrik.
Bule dikenal suka usil, dari tempat hinggapnya, memantau jalan kampung, jika ada warga berjalan sambil memegang makanan, maka Bule akan terbang menyambar secepatnya, merebut makanan.
Tetapi warga tidak marah, mereka hanya tertawa saja. Burung tauntaun termasuk burung yang setia pada pasangan, sepasang burung ini akan setia hingga mati.
Jika salah satu pasangan mati oleh pemburu, maka pasangan yang ditinggalkan tidak akan mencari pasangan baru.
***
Artikel ini dibuat oleh Hari Suroto dari Balai Arkeologi Papua dan diubah seperlunya oleh redaksi.
(msl/msl)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum