Lahan Bekas Tambang di Babel Disulap Jadi Tempat Konservasi-Wisata

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Lahan Bekas Tambang di Babel Disulap Jadi Tempat Konservasi-Wisata

Angga Laraspati - detikTravel
Rabu, 06 Okt 2021 14:03 WIB
Kawasan konservasi dan wisata bekas tambang di Bangka Belitung.
Foto: Rachman Haryanto/detikcom
Pangkal Pinang -

Sebuah lahan bekas tambang disulap menjadi tempat wisata dan juga konservasi yang indah. Destinasi wisata tersebut terletak di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), tepatnya di Kampoeng Reklamasi Air Jangkang.

Bekas lahan tambang timah tersebut selama ini dikelola oleh PT. Timah selaku pemilik IUP konsesi penambangan. PT. Timah menyulap lahan ini menjadi sebuah kawasan konservasi dan wisata pada tahun 2016.

Kawasan reklamasi ini dikelola oleh anak perusahaan dari PT Timah yaitu PT Timah Agro Manunggal. Walau begitu, tempat wisata dan konservasi ini belum seutuhnya dibuka. Saat ini, pihak pengelola tengah melakukan proses perizinan lingkungan dan dilanjutkan dengan perizinan pariwisata dan ditargetkan rampung serta dibuka pada tahun 2022.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

detikcom pun berkesempatan mendatangi kawasan reklamasi ini sebelum dibuka untuk umum. Jaraknya tak jauh dari Bandara Depati Amir di Pangkal Pinang, yaitu sekitar 30 menit. Hawa sejuk menyambut kedatangan kami. Pohon-pohon rindang dan suara kicauan burung turut menyapa.

Terlihat di dekat tempat parkir, ada sebuah danau buatan yang diisi ikan-ikan dengan berbagai jenis. Di atas danau tersebut juga terdapat sebuah dermaga terbuat dari kayu yang cocok menjadi spot foto-foto.

ADVERTISEMENT

Salah seorang pengelola, Muhammad Beri mengatakan Kampoeng Reklamasi Air Jangkang memiliki luas sekitar 36,6 hektare. Di dalamnya pun ada beberapa spot agro wisata, Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) dan beberapa penyelamatan tanaman endemik.

"Di sini kita juga melakukan penanaman tanaman-tanaman asli Babel seperti tanaman pelawan, tanaman kadaka, tanaman paku tanduk rusa dan lainnya," imbuh Beri kepada detikcom beberapa waktu yang lalu.

Kawasan konservasi dan wisata bekas tambang di Bangka Belitung.Kawasan konservasi dan wisata bekas tambang di Bangka Belitung. Foto: Rachman Haryanto/detikcom

Kawasan wisata ini memang terbilang luas, kami sampai harus menaiki ATV untuk mengelilingi kawasan konservasi ini. Kami pun disuguhkan dengan beberapa tanaman endemik. Selain itu, kawasannya yang asri tidak membuat kami berpikir kalau tempat ini adalah bekas lahan tambang.

Berbagai fasilitas juga terlihat di tempat ini seperti spot untuk foto, musala, villa, kebun buah, hingga jalur off-road. Ada juga kebun bunga, rumah kayu, dermaga untuk tempat ber-selfie ria dan spot-spot menarik lainnya.

Beri juga menuturkan di tempat ini terdapat beberapa hewan-hewan dengan konsep mini zoo bagi pengunjung, seperti kandang rusa yang menjadi salah satu hewan unik khas Bangka Belitung. Rusa di sini memang berbeda dari rusa yang ada di istana kepresidenan, rusa di Bangka Belitung memiliki badan yang lebih besar dari biasanya.

"Lalu ada taman kelinci, aviary burung, nanti juga ada tanaman pergola, ini seperti tanaman merambat yang bisa merindangkan program reklamasi ini. Kita juga ada kandang buaya muara dan beberapa hewan yang dilindungi berdasarkan dari keresahan masyarakat," ungkapnya.

Di tempat ini juga terdapat kawasan dengan luas sekitar 3,4 hektare, yang di dalamnya ada 133 ekor satwa dilindungi berdasarkan dari serahan masyarakat, konflik dengan masyarakat atau pendidikan hukum dari Direktorat Jenderal Penegakkan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan KLHK.

Kawasan konservasi dan wisata bekas tambang di Bangka Belitung.Kawasan konservasi dan wisata bekas tambang di Bangka Belitung. Foto: Rachman Haryanto/detikcom

Manager LKPPS Bangka Belitung, Endi Yusuf mengatakan semua satwa yang dilindungi tersebut dititipkan untuk dirawat. Setelah itu, satwa dilepasliarkan kembali ke alam. Bahkan, beberapa waktu yang lalu PPS Air Jangkang juga menerima elang sitaan dari GAKKUM KLHK.

"Kemarin kita habis translokasi Agustus kemarin dari Tegal Alur Jakarta, PPS juga, ada sitaan dari GAKKUM. Kemudian dititipkan ke kita ada 13 ekor elang dan 2 ekor kukang Sumatera, itu sebagian sudah kita lepasliarkan. Karena kebetulan di Bangka Belitung ini semua jenis habitat elang ada di sini kecuali Elang Jawa," imbuh Endi.

Beberapa jenis hewan juga disimpan di kawasan ini antara lain kakak tua, nuri, siamang, ungko, buaya, ular, elang, binturong, merak hijau hingga rusa sambar. Untuk pakan, pihaknya bekerja sama dengan PT Timah yang menyediakan segala operasional.

"Karena fungsi PPS fokus untuk penyelamatan jadi kita mengembalikan insting liar dan kesiapan fisiknya kalau sudah siap kita lepaskan ke habitat liarnya. Karena fungsinya memang begitu kita harus mengembalikan kembali ke negara. PPS itu tidak boleh satwa selamanya ada disini, memang itu peraturannya," jelasnya.

Sebagai informasi, detikcom bersama MIND ID mengadakan program Jelajah Tambang berisi ekspedisi ke daerah pertambangan Indonesia. detikcom menyambangi kota-kota industri tambang di Indonesia untuk memotret secara lengkap bagaimana kehidupan masyarakat dan daerah penghasil mineral serta bagaimana pengolahannya.

Untuk mengetahui informasi lebih lengkap, ikuti terus beritanya di detik.com/jelajahtambang.




(prf/ddn)

Hide Ads