Monyet-monyet di Hutan Monyet Sangeh menyerbu permukiman warga lantaran tak ada turis yang memberikan mereka makanan. Monyet ini dikenal sudah bergantung pada turis sejak lama.
Pandemi COVID-19 tak hanya berimbas pada manusia tetapi juga pada kehidupan monyet-monyet Sangeh. Sejak tempat wisata ditutup, monyet-monyet ini menjadi kehilangan salah satu sumber makanannya yang berasal dari wisatawan.
Hal ini lantas menimbulkan masalah baru yakni turunnya monyet ke permukiman warga. Mereka bukan hanya mencari makanan, beberapa bahkan sampai mencabut genteng rumah warga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi ini membuat warga tak punya pilihan lain dengan memberikan makanan untuk monyet-monyet kelaparan tersebut. Akan tetapi, warga juga tak kuasa kalau harus memasok pakan sendiri. Pasalnya, ada sekitar 600 ekor monyet yang tinggal di sana.
Karakter monyet sangeh sebagai monyet ekor panjang
Monyet-monyet di Sangeh tergolong sebagai monyet ekor panjang (MEP). Satwa ini termasuk salah satu jenis primata yang paling mudah ditemukan di Indonesia.
MEP mudah dikenali dengan ciri warna rambutnya abu-abu dan tentunya berekor panjang. Bila traveler ingat, dahulu di ibu kota sering dijumpai aksi topeng monyet. Nah, biasanya MEP inilah yang melakoni aksi tersebut.
Status MEP sendiri bukanlah satwa langka. Menurut Daftar Merah dari Lembaga Konservasi Alam Internasional (IUCN), MEP berstatus risiko rendah (least concern). Ini karena distribusinya yang luas dan populasinya yang tidak menurun.
Halaman berikutnya >>> Monyet Oportunis
Simak Video "Video: Polisi Tetapkan 3 WN Australia Tersangka Penembakan di Bali"
[Gambas:Video 20detik]
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!