TMII (Taman Mini Indonesia Indah) jadi salah satu objek rekreasi yang mengalami berbagai perubahan dan kendala. Apa saja?
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Kabag Humas) TMII, Adi Wibowo menyampaikan beberapa perubahan yang dialami TMII selama masa pandemi.
Adi mengungkapkan bahwa sebelum masa pandemi TMII lebih leluasa dalam menjalankan operasional. Satu-satunya kendala yang dulu dihadapi adalah kemacetan di dalam Taman Mini yang terjadi setiap akhir pekan, yang mana tidak lagi ditemukan setelah pandemi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Waktu itu kita tidak ada pandemi, sehingga kegiatan operasional TMII tidak terkendala apa-apa, malah yang jadi persoalan di saat-saat tertentu, jam-jam tertentu di hari libur itu kita macet. Setelah pandemi, hal demikian gak kita alami lagi, kemacetan di dalam Taman Mini, itu sudah tidak terjadi," ungkapnya kepada detikTravel beberapa waktu lalu.
Perubahan juga terjadi pada aturan pengunjung saat memasuki TMII, yaitu mematuhi protokol kesehatan 3M, menempatkan spot cuci tangan di tempat-tempat strategis, dan belum lama ini TMII memberlakukan scanning barcode aplikasi pedulilindungi serta pemberlakuan ganjil-genap bagi mobil setelah pukul 12.00 WIB.
Situasi baru yang mendadak tersebut tentu menghasilkan kendala baru yang harus dihadapi TMII. Seperti saat TMII harus tutup total mengikuti anjuran pemerintah sehingga mereka berada di situasi 0 pengunjung dan mengalami kendala dalam pembiayaan.
"Saat itu kita harus tutup dan biaya operasional kita untuk perawatan, gaji karyawan, itu kan masih tetap dikeluarkan, sementara kita tidak memperoleh pendapatan karena kala itu kita harus tutup total," terang Adi.
Baca juga: Sudah Vaksin, Boleh Masuk ke TMII Lho |
Penghematan di TMII
Walaupun begitu TMII berhasil melewati masa sulit tersebut. Berbagai solusi dilakukan untuk mencari jalan keluar untuk kendala terkait pembiayaan, salah satunya adalah menekan penggunaan listrik.
"Untuk solusi kita melakukan penghematan-penghematan. Misal dari listrik, penggunaan listrik ya kita atur bagaimana menghemat tanpa harus mengurangi yang pokok," kata dia.
"Misalkan di dunia air tawar membutuhkan listrik yang cukup besar untuk perawatan ikan, ya itu kita gak akan kurangi. Tapi untuk penerangan, untuk hal-hal yang sifatnya tidak terlalu penting, akan kita hemat. Itu salah satu yang kita lakukan," imbuh dia.
Solusi yang dilakukan selanjutnya adalah mengatur waktu operasional wahana tertentu, seperti wahana kereta gantung yang beroperasi hanya di hari pekan. Hal tersebut dilakukan dengan menyesuaikan keramaian jumlah pengunjung.
Selama menghadapi krisis, TMII belum pernah melakukan kebijakan pengurangan karyawan. Adi mengungkapkan bahwa mereka masih tetap bersatu menghadapi pandemi ini bersama-sama.
"Alhamdulillah kita selama pandemi berlangsung ini kita belum melakukan pengurangan karyawan ya, karena kesulitan itu kita hadapi bersama dan sampai hari ini kita hadapi bersama," ungkapnya.
Pada akhir perbincangan Adi Wibowo kembali menegaskan bahwa selama menghadapi masa pandemi Covid-19 kendala pasti ada, namun TMII berhasil bertahan hingga saat ini.
"Kalau kendala pasti ada, namun semua itu kita berusaha untuk mengatasi lah gitu. Alhamdulillah sampai saat ini Taman Mini bertahan," tutupnya.
(msl/msl)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol