Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur menemukan dugaan lokasi atau titik tenggelamnya Kapal Van Der Wijck yang karam 85 tahun lalu atau pada tahun 1936.
Bangkai kapal ada di perairan Lamongan. Arkeolog BPCB Jatim Wicaksono Dwi Nugroho mengatakan, keyakinan itu berdasarkan berbagai bukti. Serta cerita tutur yang ada di masyarakat.
"Secara pribadi saya meyakini 75 persen dari berbagai bukti yang ada, bahwa kapal yang kita eksplorasi ini adalah Kapal van der Wijck," kata Wicaksono saat presentasi hasil eksplorasi, Kamis (21/10/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Tim BPCB meyakini, dari pantauan sonar diketahui, kapal itu memiliki panjang lebih dari 150 meter dan berada pada kedalaman 28-38 meter di bawah permukaan laut.
Dengan eksplorasi yang dilakukan, pihaknya mendokumentasikan bangkai kapal berupa foto maupun video. Pihaknya mendokumentasikan bagian belakang kapal, cerobong, tiang pancang dan tangga kapal.
Tim juga melihat penampakan muatan-muatan yang masih berada di dalam bangkai kapal. "Yang paling kentara adalah penampakan tangga kapal," jelasnya.
![]() |
Meski begitu, lanjut Wicaksono, proses identifikasi Kapal van der Wijck akan terus dilakukan. Sambil terus melakukan kajian soal bangkai kapal.
Ke depan, imbuh Wicaksono, pihaknya akan bekerja sama dengan semua pihak. Termasuk dengan TNI AL untuk semakin mendapatkan gambaran.
"Target eksplorasi yang baru selesai ini adalah untuk mendokumentasikan atau untuk mendapatkan gambaran awal terhadap dugaan bangkai Kapal van der Wijck dan ke depan akan kami lakukan lagi seperti apa," ujarnya.
Staf Potensi Maritim Armada 2 TNI AL Letkol Laut (t) Bagus Arianto, yang juga hadir dalam pemaparan hasil eksplorasi mengungkapkan, pihaknya mendukung penuh eksplorasi Kapal van der Wijck. Bagus menyebut, Panglima Armada 2 juga mendukung eksplorasi ini dan bersedia untuk terlibat, karena gaungnya tidak hanya di Indonesia saja tapi juga di dunia.
"Kapal van der Wijck ini tidak hanya menjadi ikon Lamongan dan Indonesia, tapi juga ikon dunia," katanya.
Bupati Lamongan Yuhronur Efendi mengatakan, ke depan pihaknya akan berkomunikasi dengan semua pihak untuk menindaklanjuti hasil eksplorasi, yang sudah mulai menampakkan titik terang. Pihaknya juga akan berkomunikasi dengan Kementerian Pendidikan Kebudayaan dan Riset Teknologi berkaitan dengan hal ini.
"Ini adalah titik awal, ke depan kita akan terus berkomunikasi apa yang akan kami lakukan terhadap kapal Titanic Indonesia ini," kata Yuhronur.
Lokasi Tenggelam Kapal Van Der Wijck Dikenal Angker
Lokasi tenggelamnya kapal van der Wick tersebut dikenal angker oleh masyarakat, banyak warga yang tidak berani menyelam di area tersebut. Salah seorang penyelam yang ikut serta dalam eksplorasi Kapal van der Wijck, Faizin mengakui hal itu.
Warga Desa Sedayulawas, Kecamatan Brondong ini juga mengalami kejadian aneh saat menyelam di sekitar lokasi tenggelamnya Kapal van der Wijck tersebut. "Banyak warga sejak dulu meyakini bahwa di sekitar lokasi kapal tenggelam itu memang angker," kata Faizin.
Karena dianggap angker, kata Faizin, banyak penyelam warga lokal yang tidak bersedia ketika mendapat ajakan dari BPCB Jatim. Ia memberanikan diri untuk ikut menyelam demi membantu tim arkeolog menguak keberadaan Kapal van der Wijck.
Faizin mengaku mengalami kejadian aneh saat menyelam. Ia melihat penampakan ikan barakuda yang hanya tinggal separuh, yaitu bagian kepala sampai sirip tengah saja. "Ada 2 sesi menyelam selama sehari itu. Dan ikan ini saya lihat saat sesi kedua," kata Faizin.
Faizin juga mengungkapkan, ikan barakuda itu ukurannya sangat besar. Seukuran manusia dewasa dengan panjang sekitar 5 meter. Namun tidak ada bagian buntutnya. "Saat menyelam itu saya menoleh dan melihat penampakan ikan barakuda yang hanya separuh ini," jelasnya.
Kalau dulu hanya mendengar cerita saja, lanjut Faizin, kini telah mengalami sendiri keanehan tersebut. Kini, Faizin mengaku sudah tidak berani menyelam di sekitar lokasi tenggelamnya kapal itu.
"Setelahnya saya tidak berani turun lagi, karena saat itu saya hanya menyelam sendiri dan bakal ada yang tidak percaya dengan apa yang saya lihat ini," lanjutnya.
Namun apa yang diceritakan Faizin diakui Nurwakhid, salah seorang nelayan Brondong. Wakhid menyebut, sejak lama tempat atau titik di mana Kapal van der Wijck tenggelam, memang dikenal angker. "Warga memang mengenal sekitar lokasi temuan kapal itu angker," imbuh Wakhid.
Artikel ini berlanjut di halaman berikutnya:
Warga Tidak Berani Menjarah
Ada banyak benda bersejarah di bangkai Kapal van der Wijck. Arkeolog BPCB Jatim Wicaksono Dwi Nugroho mengatakan, tidak ada warga yang berani menjarah karena dianggap keramat.
"Ada banyak properti, masyarakat tidak ada yang berani menjarah karena dianggap keramat," kata Wicaksono dalam pemaparannya di Ruang Command Center Gedung Pemkab Lamongan, Kamis (21/10/2021).
Menurut Wicaksono, benda-benda yang ditemukan di bangkai Kapal van der Wijck bisa dijadikan koleksi museum yang berkaitan dengan kapal tersebut. "Mungkin nanti ke depan kalau itu dieksplorasi, diangkat, atas seizin Bapak Bupati, bisa dijadikan museum," imbuhnya.
Benda-benda tersebut, kata Wicaksono, bisa dijadikan cerita untuk menggambarkan apa yang terjadi pada tahun 1936. Sejarah tentang 'Titanic Indonesia' yang tidak dimiliki daerah lain.
"Museum itu nantinya bisa jadi bagian dari sejarah yang daerah lain tidak punya," papar Wicaksono.
Ia melanjutkan, saat ini BPCB Jatim masuk pada tahap identifikasi bangkai Kapal van der Wijck. Identifikasi terus dilakukan guna pembuktian lebih konkret. Untuk tercapainya tujuan tersebut perlu terus dilakukan eksplorasi.
"Dari foto-foto dan video yang kita dapatkan, kita masih terus processing, dan kemudian melakukan identifikasi perlahan-lahan. Jadi kita cocokkan bagian-bagian dengan gambar dari Kapal van der Wijck," ungkap Wicaksono.
Disampaikan oleh Wicaksono, survei titik lokasi tenggelamnya Kapal van der Wijck sudah dilakukan sejak Juni 2021. Namun karena perairan Lamongan cukup keruh, sehingga survei kembali dilakukan Oktober 2021.
Bupati Lamongan Yuhronur Efendi mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak, yang telah terlibat dalam penyelaman untuk membuktikan keberadaan Kapal van der Wijck. Ia juga meminta dukungan dari semua pihak untuk berkoordinasi agar Kapal van der Wijck dapat menjadi sesuatu yang luar biasa, aset nasional.
"Next, tantangan bagi kami. Langkah selanjutnya kami akan berkoordinasi dengan pimpinan masing-masing apakah diangkat dan sebagainya. Tidak sulit jika menjadi komitmen dan kesepakatan bersama. Kami terus mohon dukungan dan support supaya Kapal van der Wijck ini menjadi aset nasional, dan saya yakin menjadi sesuatu yang luar biasa bagi Kabupaten Lamongan," kata Yuhronur.
Kapal van der Wijck yang tenggelam di perairan Lamongan pada 1936, sering disebut sebagai Titanic Indonesia. Kapal mewah pada zamannya itu selain bermuatan penumpang, juga bermuatan sejumlah barang.
Kapal van der Wijck merupakan kapal uap milik Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM). Dibuat oleh Maatschappij Fijenoord, Rotterdam tahun 1921 yang diambil dari nama Gubernur Jenderal Hindia Belanda, yang berkuasa dari tahun 1893 hingga 1899, yang bernama Carel Herman Aart van Der Wijck, yang melayani kawasan perairan di Hindia Belanda.
Simak Video "Video: Pembunuhan di Banyuwangi, Berawal dari Korban Berkomentar di Live TikTok"
[Gambas:Video 20detik]
(sun/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!