Lima objek wisata di Klaten, Jawa Tengah masih menunggu QR Code aplikasi Peduli Lindungi. Harapannya semua obwis di Klaten dapat QR Code PeduliLindungi.
Barcode itu diperlukan untuk screening pengunjung objek wisata mencegah munculnya klaster wisata.
"Kami sudah mengajukan QR code ke kementerian kesehatan namun sampai sekarang belum ada titik kejelasan. Ini kami selalu usahakan dan teman-teman di objek wisata juga terus berkoordinasi," ungkap Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Pemkab Klaten, Sri Nugroho pada wartawan, Rabu (27/10/2021) siang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belum jelasnya barcode itu, kata Nugroho, ternyata bukan hanya bagi Klaten. Namun dalam rapat dengan pemerintah pusat, hal itu juga menjadi kendala daerah lain.
"Seluruh nasional, bukan kita saja. Kemarin disampaikan saat rapat nasional dengan kementerian masalah barcode itu juga memang belum ada kejelasan," sambung Nugroho.
Sambil menunggu kejelasan Kemenkes, terang Nugroho, objek wisata tetap harus melakukan screening. Caranya dengan kartu vaksin dan anak usia 12 tahun didampingi.
![]() |
"Sementara dari pengunjung menunjukkan kartu vaksin dan android, yang usia 12 tahun ke bawah didampingi orang tua. Mengendalikan pengunjung dengan sudah dibuka semua objek wisata sesuai instruksi Bupati harus kita laksanakan, kalau tidak kita juga salah," papar Nugroho.
Dengan barcode itu, sebut Nugroho, pengunjung tinggal menscan dan akan diketahui riwayat vaksin dan COVID nya. Harapannya dengan begitu tidak muncul klaster wisata.
"Jangan sampai sektor wisata timbul klaster baru. Walaupun ada barcode nanti juga Satgas tetap bekerjasama," imbuh Nugroho.
Lima lokasi objek wisata yang diajukan mendapat QR code itu, rinci Nugroho ada beberapa lokasi. Harapannya tidak hanya lima tapi semua objek wisata.
"Lima itu adalah, Bukit Sidoguro, candi Sojiwan, candi Plaosan, kolam Jolotundo, sama OMAC. Sementara kita ajukan lima tapi kalau bisa semua," sambung Nugroho.
Untuk objek wisata yang dikelola desa, tambah Nugroho, juga diminta tetap menerapkan screen. Sambil menunggu barcode, tetap bisa menggunakan kartu vaksin, aplikasi android dan pendataan.
"Yang dikelola desa dan Bumdes sama. Sambil menunggu bisa dengan kartu vaksin dan android dulu," jelas Nugroho.
Selama level 2 diterapkan, ujar Nugroho, diakuinya ada peningkatan pengunjung. Bahkan di beberapa objek meningkat cukup banyak.
"Peningkatan Minggu kemarin tertinggi sampai 1.500 orang. Tapi yang banyak hanya di Umbul Ponggok dan Umbul Pelem saja, yang lainnya biasa," pungkas Nugroho.
(bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol