Cuaca Bandung masih mendung, meskipun hujan sempat turun di siang hari. Bangunan tua yang ada di Jalan LRE Martadinata No 219 mendadak terlihat horor, meskipun banyak kendaraan berlalulalang di depannnya.
Lampu bangunan herritage berwarna putih itu terlihat sedikit redup, tidak seperti biasanya. detikTravel pun mendekati dan mencoba masuk ke bangunan tersebut.
Di pintu masuk, tanaman monstera king dipenuhi sarang laba-laba dan daun-daun kering juga terlihat berserakan. Ada juga sejumlah labu orange yang sudah dipotong di bagian atas, dikorek isi dan diukir hingga berbentuk kepala makhluk yang sedang menyeringai pun tersimpan di bawah rumput kering.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kesan horor semakin terasa ketika melihat sejumlah perempuan yang diam di pintu masuk dan lorong bangunan ini memiliki tanduk merah dan hitam di kepalanya.
Tak hanya itu, barang-barang yang ada di meja ruangan utama bangunan ini terlihat berantakan, debu dan sarang laba-laba juga memenuhi barang-barang tersebut.
![]() |
Pemandangan ini merupakan dekorasi Jenderal Kopi Nusantara dalam perayaan halloween yang biasa diperingati setiap Tanggal 31 Oktober.
Event Halloween ini merupakan event pertama di masa pandemi COVID-19. Pada event ini juga digelar live musik. Tak hanya itu, pengelola juga menyediakan makanan khas halloween yakni muffin, mocktail dan cocktail.
Owner Jenderal Kopi Nusantara, Fx Edbert Luhur, mengatakan di masa pandemi COVID-19 ini, event halloween ini perdana dilakukan kafe ini.
"Iya, bisa dibilang event pertama karena kita ikuti Perwal, kemarin kan belum bisa bikin event sampai akhirnya Bandung kasusnya menurun dan bisa mice lagi," katanya.
![]() |
Meskipun sudah kembali menggelar event, Edbert menyebut protokol kesehatan (prokes) tetal dijaga dengan ketat, selain itu kapasitas pengunjung juga masih dibatasi.
"Masih sangat ketat, pengecekan suhu, prokes, jendela juga kita buka semua, pembatasan pengunjung juga, kapasitas dari 230 Kota batasan setengahnya," ujarnya.
Tak hanya kapasitas, jam operasional juga dibatasi tak seperti dalam situasi normal. "Tahun lalu event selesai sampai tengah malam, sekarang kita harus selesai sebelum sampai jam 10 malam," ujarnya.
Edbert menambahkan, seiring dilonggarkannya kembali aturan PPKM, kunjungan pun kembali bergeliat.
"Dilonggarkan, awalnya langsung meledak banget, di weekend kita sempat hold costumer, balik lagi kita harus juga prokes dan kapasitas ya, kita batasin ya," tutur Edbert.
(wip/msl)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum