Festival Diwali Berlangsung Meriah, India Takut Kembali Zona Merah

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Festival Diwali Berlangsung Meriah, India Takut Kembali Zona Merah

bonauli - detikTravel
Jumat, 05 Nov 2021 13:40 WIB
Diwali jadi perayaan yang kerap dinanti oleh umat Hindu di dunia. Perayaan ini diwarnai dengan lampu-cahaya sebagai lambang kemenangan dan harapan umat manusia.
Festival Diwali (AP Photo)
New Delhi -

Jutaan orang di India merayakan festival Hindu Diwali. Festival ini berlangsung meriah.

Kemeriahan festival dengan cahaya lampu yang berkilauan itu digelar di tengah kekhawatiran lonjakan kasus Covid-19 dan juga polusi udara.

Diwali merupakan festival terpenting di India. Dikenal sebagai festival cahaya, Diwali melambangkan kemenangan atas kegelapan dan kebaikan atas kejahatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat Diwali, orang-orang menyalakan lampu minyak atau lilin sambil berpesta, berdoa, dan, menyalakan kembang api.

Meskipun kasus telah turun jauh selama sebulan terakhir, India masih menjadi salah satu negara yang mengalami dampak terparah dari Covid-19. Secara resmi tercatat lebih dari 35 juta kasus positif Covid-19 di India dan lebih dari 450.000 orang meninggal dunia akibat virus corona, seperti dikutip dari BBC.

ADVERTISEMENT

Bagi sebagian orang, Diwali menandai awal tahun baru. Perayaan ini juga dianggap puncak bagi orang India sebagai seorang individu dengan mengadakan pesta, bertemu teman dan keluarga, serta bertukar hadiah.

Tanggal pasti festival Diwali berubah-ubah setiap tahunnya, tergantung posisi bulan. Namun, biasanya Diwali jatuh antara Oktober dan November. Tahun ini, Diwali dirayakan pada Kamis (04/11). Seperti tahun lalu, banyak tradisi Diwali yang tidak dijalankan karena pandemi.

Pemerintah meminta warga untuk menghindari pertemuan besar dan menjauh dari tempat keramaian. Warga banyak yang memilih perayaan sederhana di kuil, atau bahkan menggelar sesi doa melalui online untuk menghindari pertemuan.

Namun di ibu kota Delhi, warga berbondong-bondong memadati pasar menjelang festival. Pemerintah setempat mengatakan hal itu bisa menyebabkan lonjakan infeksi berbahaya lainnya, yang akhirnya bisa membuat sistem perawatan kesehatan di India kolaps.

Saat puncak krisis Covid-19 di India pada April dan Mei lalu, rumah sakit kewalahan menangani pasien karena ketersediaan oksigen, obat-obatan, dan peralatan lainnya terbatas.

Krisis kesehatan masyarakat perlahan mereda. India mencatat sekitar 10.000-12.000 kasus harian, dari yang sebelumnya mencapai 400.000 pada Mei lalu. Para ahli telah berulang kali memperingatkan agar tidak berpuas diri. Mereka mengatakan gelombang infeksi ketiga tidak dapat dihindari.




(bnl/bnl)

Hide Ads