Garuda Pede Balikkan Rugi Jadi Untung

Femi Diah - detikTravel
Selasa, 23 Nov 2021 08:12 WIB
Jakarta -

PT Garuda Indonesia (Persero)Tbk optimistis untuk bangkit lagi, sampai-sampai disebut sudah bangkrut secara teknik (technically bankrupt). Dirut Garuda, Irfan Setiaputra, menyiapkan sejumlah langkah.

Garuda Indonesia memang sedang babak belur. Kombinasi kesalahan manajemen masa lalu dan pandemi COVID-19 disebut-sebut menjadi penyebab utamanya.

Utang Garuda pun semakin menggunung. Yakni, mencapai USD 9,75 miliar atau Rp 138,45 triliun.

Kondisi keuangan Garuda itu membuat maskapai penerbangan pelat merah tersebut disebut secara teknis sudah bangkrut (technically bankrupt) oleh Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo.

Bahkan, Menteri BUMN Erick Thohir sudah menyebut-nyebut mengalihkan bisnis Garuda Indonesia kepada Pelita Air Service.

Irfan bilang pemerintah tidak semudah itu untuk mempailitkan Garuda.

"Interaksi saya sama mereka (pemerintah) nggak pernah sama sekali (ingin Garuda pailit). Ceritanya panjang soalnya, Garuda ini bukan cuma PT, airlines, ini di hati banyak orang dan sejarahnya kan ke mana-mana. Lihat lah Pak Jokowi, lagi heboh-hebohnya Garuda bangkrut, Pak Jokowi pilih terbang pakai Garuda dan coming soon terbang lagi dengan Garuda," kata Irfan dalam program Blak-blakan detikcom, yang tayang pada Senin (22/11/2021).

Dirut Garuda Indonesia Irfan Setiaputra (Screenshoot 20detik)

Irfan juga membeberkan strategi manajemen Garuda Indonesia untuk membuat percepatan pemulihan kinerja untuk perbaikan fundamental kinerja perusahaan. Termasuk restrukturisasi internal perusahaan, penyesuaian gaji karyawan 30%-50%, melakukan efisiensi biaya operasional, dan restrukturisasi biaya sewa pesawat maupun biaya penunjang lainnya

"Jadi, business plan kita ke depan, Garuda itu basisnya fundamental nomor satu, menjamin Garuda bisa profit. Kenapa saya bisa begitu optimistis ngomong bahwa Garuda bisa profit? Karena, kita punya kemampuan menciptakan profit sebelum-sebelumnya, tapi kita ini juga senang bikin keputusan bisnis atau melakukan bisnis model yang rugi diteruskan saja rugi terus," kata dia.

Irfan menyebut salah satu aktivitas yang bikin rugi Garuda selama ini adalah terlalu banyak jenis pesawat yang disewa dan harganya sangat mahal. Makanya, Irfan akan menyederhanakan tipe pesawat Garuda.

"Bukan waktunya lagi gagah-gagahan dan cerita kita punya tipe pesawat a b c d karena implikasi itu back end-nya kan beda-beda, supporting system-nya kan beda-beda," kata Irfan.

Dengan tipe pesawat yang sederhana itu, nantinya Garuda akan pilih rute penerbangan yang menguntungkan saja. Menurut Irfan, maskapai penerbangan yang membanggakan adalah yang menguntungkan, bukan yang terbang ke mana-mana tetapi kosong.

"Garuda ini sering sekali sebelumnya menerbangkan pesawatnya ke rute yang sudah tahu rugi, besok diterbangkan lagi. Apakah terbang ke mana-mana kosong, rugi tetap terbang? Ini membanggakan atau bebal?" kata Irfan.

Garuda Indonesia juga telah menyampaikan skema proposal restrukturisasi kepada lessor dan kreditur sebagai salah satu upaya pemulihan kinerja. Garuda mengajak seluruh lessor dan kreditur untuk meninjau skema restrukturisasi yang ditawarkannya.

"Selain meyakinkan dalam bentuk omongan, lagi negosiasi, saya juga tetap mesti menjalankan perusahaan ini dan melayani publik. Orang yang sudah beli tiket kan mesti terlayani dengan baik jadi saya mesti memastikan Garuda tetap beroperasi," kata dia.




(fem/fem)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork