Memakai masker saat pandemi Covid-19 menjadi bagian tidak terpisahkan saat keluar rumah. Namun, saat pandemi berakhir bagaimana dengan aturan wajib masker? Apakah kamu akan tetap memakai masker atau melepas seperti dahulu sebelum wabah?
Dilansir di SoraNews, Kamis (25/11/2021) sebuah survei majalah Jepang bernama VOCE menyimpulkan bahwa lebih dari 90 persen pembacanya menganggap masker adalah aset, bukan beban keseharian.
Sebenarnya, tradisi memakai masker sudah ada sejak lama di Jepang. Namun, mungkin kamu hanya melihat orang yang memakai masker adalah orang-orang yang lagi pilek atau demam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun semenjak adanya pandemi, masker menjadi barang primer alias wajib. Tak hanya melindungi diri dari pandemi, sekarang masker pun juga menjadi tren alias mempengaruhi gaya seseorang dalam keseharian.
![]() |
Ada lagi survei yang mempertanyakan hal yang sama, apakah orang-orang akan tetap memakai masker saat pandemi usai? Survei itu dilakukan oleh perusahaan pemasaran Planet. Mereka menanyakan 4.000 orang untuk menarik kesimpulan.
Adapun hasilnya, 24,5 persen memberikan jawaban tegas untuk terus memakai masker. Sebanyak 47,8 persen mengatakan mereka mungkin akan melanjutkan kebiasaan ini, tetapi tidak secara ketat. Lebih tepatnya tergantung situasi, seperti di tempat-tempat ramai, atau sepanjang tahun, seperti musim dingin dan flu.
Sebanyak 11,8 persen menjawab mereka tidak benar-benar ingin memakai masker, tetapi akan melakukannya jika orang lain melakukannya untuk menghindari masalah. Sisanya 15,9 persen yang mengatakan bahwa mereka akan berhenti menggunakan masker wajah setelah COVID-19.
Baca juga: Jelajah Wisata Ramah Muslim di Jepang |
Ada banyak alasan kenapa masih banyak yang akan memakai masker walau pandemi berakhir. Pertama, masker bisa menyembunyikan 'permasalahan wajah' seperti noda hingga struktur tulang yang tidak berbentuk sesuai keinginan.
Selain itu, dapat menghemat banyak waktu bagi orang-orang malas berdandan, mereka cukup memakai bedak tipis lalu menutupi dengan masker.
Masker juga menyembunyikan ekspresi wajah, yang berarti orang tidak perlu sering memalsukannya dalam situasi sosial tertentu. Juga mengurangi kecemasan yang mungkin dimiliki beberapa orang terhadap orang lain yang membaca wajah mereka untuk mendeteksi kebohongan atau emosi sejati yang tersembunyi.
Bagaimana pendapat traveler? Akan melanjutkan pakai masker atau enggak?
(sym/sym)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!