PM Israel Naftali Bennett tengah dikritik publik Israel karena dia melarang warga Israel jangan ke luar negeri dahulu. Tapi dia malah membiarkan istri dan anak-anak liburan ke luar negeri.
Dilansir detikcom dari The Time of Israel, Kamis (1/12/2021) Perdana Menteri Naftali Bennett baru-baru ini mengingatkan warga Israel untuk menghindari bepergian ke luar negeri karena ketakutan COVID-19. Bennett pun menjelaskan bahwa dia tidak merekomendasikan perjalanan ke luar negeri setelah mempelajari varian COVID-19 terbaru, Omicron.
Namun kantornya mengumumkan pada hari Rabu bahwa istri dan anak-anaknya akan berlibur ke luar negeri. Menurut Kantor Perdana Menteri, keluarga tersebut awalnya berencana untuk bepergian dengan anak-anak ke lokasi yang berbeda. Namun keluarga itu memutuskan ganti destinasi setelah negara tujuan awal ditandai 'merah' dan dilarang untuk bepergian bagi orang Israel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini negara yang bertanda merah semuanya berada di Afrika. Dan Israel telah memberlakukan perbatasan perjalanan di tengah kekhawatiran atas varian Omicron baru yang pertama kali dilaporkan oleh Afrika Selatan. Laporan media Ibrani mengatakan Gilat Bennett dan anak-anak berniat terbang ke Mauritius, Afrika Timur.
Namun, pernyataan dari kantor Bennett mengatakan bahwa 'setelah ada keputusan kabinet yang membuat warga Israel bisa melakukan perjalanan udara' keluarga ini akan menuju ke luar negeri dan mematuhi semua pedoman dan aturan terkait dengan COVID-19.
Liburan keluarga ini dilakukan saat Israel merayakan hari raya Hanukkah, ketika sebagian besar anak-anak libur sekolah. Kantor Bennett tidak merinci ke mana keluarganya sekarang akan bepergian.
Sejumlah kritik dari partai oposisi pun melayang ke Bennett, namun dia tidak mengindahkan.
"Saya memahami kritik itu, tetapi sejak Jumat kami telah belajar lebih banyak tentang varian dan di negara mana penyebarannya, dan kabinet membuat keputusan tentang negara mana yang diizinkan untuk bepergian dan dalam kondisi apa," tulisnya di Facebook.
Dia mengatakan keluarganya memilih tujuan liburan lain setelah mengetahui pembatasan perjalanan terbaru. Selain melarang perjalanan ke banyak negara Afrika, pemerintah juga melarang orang asing memasuki Israel dan mengharuskan mereka yang kembali dari luar negeri menghabiskan setidaknya tiga hari di karantina. Pembatasan perjalanan akan tetap berlaku hingga setidaknya 7 Desember.
(sym/ddn)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan