Maju Mundur ke Arab Saudi, Operator: Umrah Bukan Wisata, tapi Ibadah

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Maju Mundur ke Arab Saudi, Operator: Umrah Bukan Wisata, tapi Ibadah

bonauli - detikTravel
Sabtu, 18 Des 2021 05:02 WIB
A Saudi police woman, left, who is recently deployed to the service, at top left, stands alert in front of the Al-Safa mountain, as pilgrims pray at the Grand Mosque, at the Grand Mosque, a day before the annual hajj pilgrimage, Saturday, July 17, 2021. The pilgrimage to Mecca required once in a lifetime of every Muslim who can afford it and is physically able to make it, used to draw more than 2 million people. But for a second straight year it has been curtailed due to the coronavirus with only vaccinated people in Saudi Arabia able to participate. (AP Photo/Amr Nabil)
Makkah (AP/Amr Nabil)
Jakarta -

Perjalanan umrah di bulan Desember resmi dibatalkan. Para operator tur mengeluh soal konsistensi pemerintah.

Arab Saudi resmi menerima jemaah Indonesia untuk melakukan umrah. Namun, berbagai kebijakan dinilai kerap jadi penghalang jalannya jemaah ke baitullah.

"Dulu tahun lalu belum ada vaksinasi, tahun lalu varian-varian yang berbahaya, tapi umrah jalan juga," ujar Rizky Sembada, pemilik operator tur PT At Tayibah Al Multazam Group kepada detikTravel, Sabtu (18/12/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rizky bercerita bahwa kini ada banyak persyaratan untuk bisa melakukan perjalanan. Mulai dari vaksinasi, karantina, PCR, dan PeduliLindungi. Semua sudah dilakukan oleh para operator tur haji dan umrah.

"Kalau ada rasa takut untuk memalsukan surat, kan ini sudah by sistem, tidak bisa dijadikan alasan," dia menjelaskan.

ADVERTISEMENT

Rizky menyoroti kebijakan antara perjalanan luar negeri dan umrah. Menurutnya terjadi perbedaan dan pemihakan kebijakan.

"Perjalanan ke Turki masih on schedule, sementara umrah dibatalkan. Inikan tidak seperti liburan luar negeri. Ibaratnya jalan ke mal dan ke masjid, dampaknya berbeda. Ini perjalanan ibadah," kata Rizky.

Sebagai operator tur yang terdaftar dan telah resmi menjadi provider visa di Indonesia, dirinya menyayangkan tidak adanya konsistensi pemerintah. Karena jika soal omicron, Malaysia dan Singapura menjadi bukti nyata.

"Kami sudah memberangkatkan jamaah dari Malaysia, Singapura dan Banglades. Malaysia dari bulan lalu. Padahal, mereka lebih dulu kena varian Omicron dari Covid-19," ujarnya.

"Kami berharap pemerintah berpihak sama jemaah yang sudah rindu ke Baitulah," kata dia.




(bnl/fem)

Hide Ads