Jakarta -
Pandemi COVID-19 meninggalkan banyak pekerjaan rumah untuk Menparekraf Sandiaga Uno. Sandiaga harus menyiapkan sejumlah strategi untuk menghadapi tahun 2022.
Setelah dilantik menjadi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) pada 23 Desember 2021 yang lalu, Sandiaga Uno ditekankan untuk bisa menyelesaikan tiga pekerjaan rumah oleh Presiden Joko Widodo.
3 PR untuk Sandiaga Uno adalah:
Pertama, Presiden Jokowi meminta agar infrastruktur lima destinasi super prioritas yang sudah ditunjuk oleh pemerintah dapat segera dipercepat, termasuk mempersiapkan dari segi aspek seni, budaya, kostum, hingga pernak-pernik.
Kedua, Presiden Jokowi mengingatkan agar Sandiaga Uno mempersiapkan kalender kegiatan atau calender of event pada setiap destinasi terutama di lima destinasi super prioritas yang mencakup kegiatan mingguan, bulanan hingga tahunan yang berskala dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arahan ketiga datang dari Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin yang meminta Sandiaga Uno agar memastikan aspek kesehatan dan keselamatan pada setiap destinasi pariwisata, terutama dalam menghadapi Covid-19 sehingga para wisatawan merasa aman dan nyaman.
Wapres juga menginginkan agar ekonomi kreatif menjadi lokomotif dalam menciptakan lapangan pekerjaan. Terutama untuk sektor-sektor yang banyak menyerap dan menggerakkan ekonomi kerakyatan seperti kuliner, fesyen, dan kriya.
Selain itu, Wapres juga menambahkan agar destinasi-destinasi wisata halal dan destinasi wisata religi juga menjadi perhatian untuk menggairahkan sektor wisata, yang diharapkan bukan hanya bertahan tapi menangkap peluang menjadi pemenang.
Kebijakan-kebijakan
Fokus saat ini dalam industri pariwisata, menurut saya adalah hidup berdampingan dengan COVID-19. Hal tersebut sejalan dengan salah satu rekomendasi United Nation World Tourism Organization (UNWTO), yakni salah satu kekuatan daripada pariwisata saat ini adalah hidup berdampingan dengan COVID-19.
Kebijakan yang diambil oleh pemerintah tidak boleh mengesampingkan sektor pariwisata. Kebijakan terkait COVID-19 hendaknya jangan menebarkan horror yang membuat takut wisatawan atau yang membuat wisatawan tidak menarik mengunjungi Indonesia.
Kebijakan horror bagi dunia pariwisata yang saya maksud adalah seperti penerapan PPKM Serentak Level III di Seluruh Indonesia yang berpotensi pada penutupan destinasi pariwisata.
Padahal pariwisata adalah salah satu penyumbang devisa terbesar negeri ini, maka kebijakan yang ditelurkan bukanlah dengan menutup. Namun, dengan pembatasan-pembatasan yang tentunya berpedoman pada protokol pencegahan COVID-19.
Progres vaksinasi yang telah mencapai 70% dari total sasaran vaksinasi seharusnya bisa menjadi acuan agar kebijakan-kebijakan yang diambil pemeritnah mengarah pada hidup berdampingan dengan COVID-19.
Selanjutnya: Tren Wisata 2022
Tren Wisata 2022
Di tahun 2022, kick off kebangkitan pariwisata Indonesia akan dimulai dari Lombok melalui event MotoGP yang akan diselenggarakan di Sirkuit Mandalika pada 18-20 Maret 2022 mendatang. Untuk itu, Indonesia harus menyiapkan diri sebagai tuan rumah yang baik.
Penerapan protokol Kesehatan yang ketat harus terus dilakukan. Selain itu, vaksinasi juga harus terus dikejar agar segenap warga negara bisa beraktifitas normal tanpa dibayang-bayangi oleh peraturan-peraturan ketat terkait COVID-19.
Catatan lainnya dari Gelaran WSBK pada 19-21 November di Sirkuit Mandalika dengan penerapan protokol Kesehatan yang ketat membuktikan bahwa tidak muncul varian baru yang ditularkan. Terbukti dengan Kabupaten Lombok Tengah yang hingga kini tetap berada di zona hijau Covid-19.
Saya melihat tren pariwisata 2022 ada pada gelaran-gelaran sport tourism seperti MotoGP, WSBK, Marathon, Triathlon dan lain-lain. Melalui satu event sport tourism, PAD Lombok Tengah diproyeksikan menyentuh angka Rp 69 Miliar hanya dari WSBK saja.
Dengan gencarnya kunjungan yang dilakukan oleh Menparekraf ke Desa-desa wisata di Indonesia, trend wisatawan yang berkunjung ke desa wisata akan semakin meningkat.
Selanjutnya, untuk semakin memaksimalkan pertumbuhan pariwisata Indonesia di tahun 2022, pemerintah harus mengeluarkan kebijakan yang mendukung gaya pariwisata baru yang hidup berdampingan dengan COVID-19 dengan terus menerapkan protokol Kesehatan yang ketat demi pariwisata Indonesia yang semakin berkualitas.
Meningkatkan Kunjungan Wisman di 2022
Menurut saya, strategi ampuh untuk menggeliatkan kembali kedatangan wisman ke Indonesia dan perlahan bisa mengembalikan devisa pariwisata ke jalurnya, adalah dengan mencabut kebijakan karantina.
Terkait pariwisata, kita bisa mencontoh negara tetangga ASEAN kita yakni Thailand yang tidak menyaratkan karantina. Negara lainnya seperti Dubai hanya mengharuskan wisatawan melakukan tes Covid-19 jenis PCR dan sudah mendapatkan vaksinasi komplet untuk bisa berkunjung dan menikmati Dubai.
Selain itu, nilai pertanggungan asuransi perjalanan senilai USD 100 ribu (Rp. 1,4 Miliar) untuk setiap orang asing yang akan berwisata ke Indonesia adalah angka yang sangat fantastis. Hal tersebut mengingat background wisman yang berbeda-beda namun sangat tertarik untuk berlibur ke Indonesia. Sebaiknya kebijakan itu juga dicabut.
Selanjutnya: Strategi PDKT untuk 2022
Strategi PDKT untuk Hadapi 2022
Untuk menghadapi tahun 2022, saya merumuskan strategi PDKT yang bisa diaplikasikan untuk dunia pariwisata Indonesia. Strategi PDKT itu adalah Policy, Diseminasi, Komunikasi dan Target.
Berikut Uraiannya:
1. Policy
Policy/kebijakan sangat penting untuk mendatangkan market yang akan berkunjung ke Destinasi-destinasi wisata kita. Kebijakan-kebijakan yang ditelurkan pemerintah harus mendukung event-event skala internasional, yakni penghapusan Karantina bagi wisman. Syarat kunjungan wisman selanjutnya yakni telah divaksin komplit dan melakukan swab PCR.
Wisatawan domestik jangan sampai dikesampingkan karena mereka adalah tulang punggung pariwisata Indonesia di saat-saat sulit seperti saat ini. Terbukti saat gelaran WSBK, wisatawan domestik yang lebih banyak memberikan kehidupan kepada insan pariwisata di NTB.
Kebutuhan Wisatawan domestik adalah kebijakan yang memudahkan untuk melakukan perjalanan dalam negeri, seperti yang sudah diinstruksikan oleh Presiden Joko Widodo yakni penurunan biaya SWAB Antigen dan PCR dan yang terbaru pembatalan pemberlakuan PPKM Level III serentak seluruh Indonesia.
2. Diseminasi
Bentuk resiprokal terhadap investasi negara yang sangat besar terhadap ITDC adalah keberpihakan ITDC kepada Pemerintah provinsi dan Kabupaten dengan cara memberikan kesempatan kepada pemerintah provinsi dan kabupaten untuk menempatkan branding pariwisatanya di Sirkuit Mandalika. Adapun bentuk kerjasamanya bisa dikomunikasian lebih lanjut.
Selain itu, ITDC selaku pengelola Kawasan Mandalika harus bisa berpihak dengan cara memberikan kesempatan kepada para seniman, budayawan untuk menampilkan atraksi seni budaya pada opening ceremony yang diliput oleh media internasional untuk menampilkan kearifal lokal kita ke seluruh dunia.
3. Komunikasi
Untuk menghindari ketersinggungan yang dapat berdampak pada masyarakat, maka komunikasi harus bersifat inklusif bukan eksklusif. Contohnya, ITDC selaku pengelola Mandalika agar bisa membangun komunikasi yang baik dan terbuka dengan pemerintah provinsi dan kabupaten.
Contoh komunikasi yang membuka diri adalah dengan transparan terhadap perekrutan tenaga kerja dan porsi SDM yang dapat bekerja di dalam Kawasan.
4. Target
Pemerintah harus menentukan target mengenai jumlah kunjungan wisatawan dan devisa yang bisa dihasilkan. Sebut saja pada event MotoGP Maret 2022 mendatang. Pemerintah harus jelas menentukan target sehingga bisa diikuti dengan usaha-usaha kolaboratif antar komponen untuk mewujudkannya.
---
Artikel opini ini ditulis oleh Taufan Rahmadi, Pengamat sekaligus Ahli Strategi Pariwisata Nasional. Artikel sudah diubah seperlunya oleh redaksi.
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol