Kades Pembuka Pintu Darurat Citilink Jakarta-Blora: Cuma Anjlok Sedikit

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kades Pembuka Pintu Darurat Citilink Jakarta-Blora: Cuma Anjlok Sedikit

Febrian Chandra - detikTravel
Selasa, 21 Des 2021 18:32 WIB
Maskapai Citilink saat mendarat di Bandara Ngloram Blora
Pesawat ATR Citilink rute Jakarta-Blora (Foto: Febrian Chandra/detikcom)
Blora -

Seorang kades membuka pintu darurat pesawat Citilink rute Jakarta-Blora. Kata dia, pintu darurat itu tak sampai terbuka hanya anjlok sedikit saja.

Pesawat Citilink dengan nomor penerbangan QG 1184 tujuan Bandara Ngloram Blora batal terbang dari Jakarta gegara pintu daruratnya dibuka oleh seorang penumpang. Penumpang tersebut yakni Kades Nglebak, Sudarto (57) yang mengaku dirinya tak sengaja membuka pintu darurat tersebut.

"Teman-teman dapat tiket, lalu saya bilang ke event organizer (EO). Kok saya hanya dapat surat antigen saja, tidak dapat tiket. Kemudian pihak EO menyanggupi untuk mencarikan tiket. Padahal waktu itu saya menawarkan diri untuk naik bus saja dari pada ribet," kata Sudarto mengawali ceritanya saat dihubungi detikcom, Selasa (21/12/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah menunggu sampai sekitar 1 jam, akhirnya Sudarto mendapatkan tiket pesawat. Awalnya, dia mendapat tempat duduk bagian paling depan.

"Saya mendapatkan tiket di kursi nomor urut 1. Duduk paling depan, sebelah kanan. Namun saat pramugari memberikan arahan kepada para penumpang, saya dipindah tempat duduknya di dekat pintu darurat," kata Sudarto.

ADVERTISEMENT

"Pintu itu apa. Ini pintunya, mungkin tangan saya nggak sengaja menekan panel atau tombol membuka pintu darurat. Itulah terjadinya. Akhirnya saya ditarik ke kantor. Saya tanya, saya kena sanksi apa?" dia menambahkan.

"Tidak sampai membuka, hanya anjlok sedikit. Andai saja saya tidak dipindah tempat duduk mungkin tidak sampai ada kejadian itu," katanya.

Sudarto mengatakan, di dalam kantor itu, dia membuat surat pernyataan yang berisi tentang kelalaian penumpang. Namun, dia menyebut tidak mengetahui kalau itu dilarang dan tidak sengaja membuka pintu darurat.

"Setelah ditanya-tanya, diinterogasi kurang lebih satu jam lamanya. Dari pihak maskapai hanya diberi sanksi tiket pesawat menuju Blora hangus. Saya juga ditawari mau pulang ke Blora naik apa? Saya jawab naik bus sajalah. Oleh pihak bandara, saya dihubungkan oleh ojek online untuk di antar ke terminal," ujar dia.

Sudarto juga mengaku tidak tahu jika pesawat yang dia naiki tadi akhirnya batal terbang. Termasuk soal nasib rombongan penumpang pesawat yang berisi para kades dari Kecamatan Kradenan, Tunjungan dan Kunduran akhirnya beralih moda transpotasi untuk pulang ke Blora.

Dari beberapa penumpang ada yang memilih naik pesawat lagi dengan tujuan ke Bandara Juanda dan naik kereta api. Ada pula yang memilih naik bus.

"Saya sendiri naik bus pulang ke Blora. Yang interogasi saya juga tidak ngomong ke saya kalau para penumpang lainnya tidak bisa terbang. Saya kaget," tuturnya.

Sudarto mengaku rencana perjalanan naik pesawat pulang ke Blora kemarin adalah pengalaman kedua kalinya naik pesawat.

"Yang pertama naik pesawat kan hari Jumat waktu berangkat dari Ngloram. Dan yang kedua hari Senin itu, tapi tidak jadi naik pesawat karena ada insiden tersebut," katanya.

Sudarto juga mengaku agak merasa takut saat pertama kali menaiki pesawat. Namun rasa takut itu tidak begitu terasa karena dirinya duduk di kursi bagian tengah.




(msl/fem)

Hide Ads