Tingkat keterisian atau okupansi hotel saat libur natal dan tahun baru di Kota Bandung di bawah target. Dari total target okupansi 75 persen, hingga saat ini okupansi masih di bawah 50 persen.
"Kondisinya bahwa jauh dari harapan," ucap Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat Herman Muchtar saat dikonfirmasi, Sabtu (25/12/2021).
Herman mengatakan pihaknya menargetkan okupansi saat natal dan tahun baru 25-31 Desember 2021 sebesar 75 persen untuk di Kota Bandung dan 60 persen di Jawa Barat. Namun, sejauh ini rata-rata okupansi hotel di Kota Bandung saja masih di bawah 50 persen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menambahkan, meskipun sejumlah hotel sudah menurunkan tarif menginap, hal itu tak serta merta mendongkrak kenaikan okupansi.
"Dua hari yang lalu masih 20-30 persen (okupansi). Mungkin hari ini 40 persen. Tapi tetap di bawah 50 persen," tutur dia.
Menurut Herman, anjloknya okupansi hotel di Bandung ini disebabkan aturan yang dikeluarkan pemerintah belum jelas. Sehingga, wisatawan ragu untuk menghabiskan akhir tahun di luar kota dengan tujuan Jawa Barat.
"Penyebabnya karena statement pemerintah itu cukup mengganggu masyarakat untuk berwisata," tuturnya.
"Misalnya begini, mereka takut kalau misalkan pergi ke Pangandaran, sudah sampai situ disuruh balik lagi. Sekarang masih ada buka tutup, ganjil genap isu-isu begitu lah. Kemudian diperketat. Jadi ini dampaknya seperti itu," kata dia menambahkan.
Pihaknya berharap agar pemerintah membuat aturan yang tegas soal Nataru ini. Sehingga, di sisa hari menuju pergantian tahun, jumlah okupansi bisa diperbaiki.
"Ini makanya kita minta segera pemerintah mengeluarkan kepastian bahwa kondisi ini aturan kayak apa, jadi nggak ada keraguan orang mau keluar berwisata itu," katanya.
(dir/msl)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol