Lebih dari 2.000 penerbangan terpaksa dibatalkan pada hari Senin karena kasus COVID-19 melonjak di seluruh dunia pada akhir tahun. Sementara sekitar 3.000 penerbangan lainnya mengalami delay atau tertunda.
Mengutip CNN, dari hampir 2.200 penerbangan yang dibatalkan, lebih dari 700 penerbangan merupakan penerbangan dari dalam, masuk atau keluar dari Amerika Serikat, menurut FlightAware.
Secara global, maskapai terpaksa membatalkan lebih dari 6.000 penerbangan pada malam Natal, hari Natal, dan sehari setelah Natal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Amerika Serikat saja, lebih dari 1.200 penerbangan dibatalkan dan lebih dari 5.000 ditunda pada hari Minggu karena staf dan kru yang sakit.
Pembatalan penerbangan terjadi di masa-masa tersibuk perjalanan udara. Administrasi Keamanan Transportasi AS (TSA) mengatakan pihaknya menyaring jutaan orang setiap hari selama liburan akhir pekan, yang mencapai puncaknya pada Kamis, 23 Desember dengan mencapai 2,19 juta traveler.
Pada Rabu, lebih banyak orang melewati pos pemeriksaan TSA daripada pada hari yang sama pada 2019. Perjalanan udara Sabtu lalu mengalami pengurangan karena pembatalan penerbangan. Di hari itu ada lebih dari 1,53 juta orang melewati pos pemeriksaan keamanan bandara.
Baca juga: Strategi Bertahan Maskapai Penerbangan |
Maskapai AS, United Airlines (UAL) mengatakan pekan lalu bahwa mereka harus membatalkan ratusan penerbangan karena kekurangan kru yang cukup untuk menerbangkan semua rute yang dijadwalkan.
"Lonjakan kasus Omicron minggu ini berdampak langsung pada kru penerbangan kami dan orang-orang yang menjalankan operasi kami," tulis sebuah memo yang disampaikan maskapai United yang diperoleh CNN.
Sementara maskapai Delta (DAL) mengatakan pihaknya sedang mengusahakan untuk membawa pulang semua pelancong yang terdampar secepat mungkin.
"Kami meminta maaf kepada pelanggan kami atas keterlambatan rencana perjalanan liburan mereka. Delta bekerja keras untuk membawa mereka ke tempat yang mereka butuhkan secepat dan seaman mungkin pada penerbangan berikutnya yang tersedia," tulis Delta.
Sementara dari Eropa, maskapai penerbangan Jerman Lufthansa mengatakan akan membatalkan 10% dari jadwal penerbangan musim dinginnya karena pandemi terus melanda industri penerbangan.
Dalam sebuah wawancara dengan Frankfurter Allgemeine Sonntagszeitung pekan lalu, CEO Lufthansa Carsten Spohr mengatakan sudah terjadi penurunan tajam dalam pemesanan. Hal ini membuat maskapai harus membatalkan 33.000 penerbangan dari pertengahan Januari hingga Februari 2022 atau 10% dari jadwal penerbangan musim dingin maskapai besar ini.
(ddn/sym)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol