Sedikit demi sedikit masyarakat sudah mulai kembali berani traveling. Hal ini terlihat dari minat masyarakat untuk melakukan libur akhir tahun. Vaksinasi COVID-19 yang diperluas juga menimbulkan kepercayaan masyarakat untuk traveling.
Sektor pariwisata memang belum sepenuhnya pulih. Tantangan terasa bagi pariwisata yang menggantungkan marketnya dari wisatawan mancanegara (wisman) yang ingin berlibur ke Indonesia dan wisatawan nasional (wisnas) yang ingin bepergian keluar negeri atau outbound tourist.
Corporate Secretary PT Panorama Sentrawisata Tbk, AB Sadewa, menuturkan di perusahaannya, selama libur Natal dan Tahun Baru mayoritas orang Indonesia memilih berlibur di dalam negeri. Destinasi favoritnya mulai dari Yogyakarta, Bali dan Labuan Bajo.
"Jumlahnya tertinggi ke Yogyakarta, Bali, lalu Labuan Bajo. Luar negeri ada beberapa yang ke Swiss, cuma memang karena ada penambahan waktu karantina banyak peserta yang memilih untuk postpone ke season Lebaran nanti," ujarnya.
Mengenai kondisi wisata tahun 2022, dapat dikatakan lebih baik bila dibandingkan tahun 2021 dimana saat itu vaksinasi baru dimulai dan dunia masih dihantui dengan gelombang pandemi.
"Akhir tahun 2021 lalu varian Omicron menjadi small hiccup yang hingga saat ini masih memberi dampak pengetatan dan perpanjangan waktu karantina di banyak negara termasuk Indonesia. Kita melihat demand perjalanan wisata meningkat di kuartal 4 tahun 2021 lalu, dan kami menerima banyak bookingan untuk wisman yang ingin berlibur ke Indonesia juga wisnas yang ingin berlibur ke luar negeri sepanjang November hingga Desember lalu. Ini menjadi indikator bahwa antusiasme pasar terus ada. Tahun 2022 kami akan refocusing pada customer experience dengan sentuhan travel-tech," ungkapnya.
Seperti diketahui bahwa sektor pariwisata sangat bergantung pada pergerakan masyarakat baik secara nasional maupun internasional, dan apabila terjadi pengetatan pergerakan masyarakat maka dampaknya sektor pariwisata akan mengalami tekanan.
Namun, sejalan dengan mulai terkendalinya penanganan covid19 di dalam negeri, maka pemulihan pariwisata nasional akan dimulai oleh pergerakan wisatawan domestik sementara pergerakan wisman diharapkan akan menyusul dalam waktu tidak terlalu lama lagi.
"Market domestik kita sangat kuat namun behaviour mereka dalam berlibur di dalam negeri cenderung tidak lagi membeli paket liburan melainkan produk tour berbasis experience yang unik serta dengan pilihan destinasi yang baru dan kekinian. Untuk itulah unit-unit usaha di bawah Panorama terus menyiapkan pilihan liburan yang pas untuk market domestik" tambah Sadewa.
Dengan pola pemulihan pariwisata yang berfokus pada domestik membuat Panorama melakukan market pivoting untuk dapat beradaptasi dengan situasi yang ada. Panorama saat ini tetap melayani inbound tour melalui kantor operasionalnya di Thailand dimana 'Negeri Gajah Putih' ini telah membuka kunjungan wisman tanpa karantina sejak awal November tahun lalu.
Walaupun adanya peningkatan demand dari market domestik serta optimisme stakeholder pariwisata, risiko tetap dapat terjadi dan dialami sektor pariwisata, yaitu bila terjadi pengetatan kembali level PPKM yang berakibat pada turunnya atau terhentinya pergerakan masyarakat.
Destinasi Favorit Luar Negeri
Simak Video "Video Suasana Terkini Arus Lalin di Simpang Gadog Arah Puncak"
(ddn/fem)